Asal Usul Aliran Mu'tazilah
 Kata Mu'tazilah berasal dari kata "i'tizal" atau "i'tazala", yang  berarti menyisihkan atau mengasingkan diri. Adapun kaum Mu'tazilah berarti kaum yang menyisihkan atau yang mengasingkan diri. Terdapat beberapa pendapat yang menerangkan latar belakang munculnya kelompok Mu'tazilah, salah satunya dipaparkan di bawah ini:
Ada seorang guru besar di Baghdad, beliau adalah Syekh  Hasan Al-Bashri. Beliau  memiliki murid  bernama Washil bin Atha'. Washil selalu mengikuti  pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh Syekh Hasan Al-Bashri. Pada suatu hari, Syekh Hasan Al-Bashri mengadakan  halaqah  di Masjid Bashrah, kemudian ada yang bertanya mengenai pendapat Hasan Bashri tentang seseorang yang berbuat dosa besar.  Beliau pun menerangkan, bahwa  orang islam yang telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mengerjakan dosa besar, orang tersebut tetap Muslim. Hanya saja, dia  telah berbuat durhaka. Apabila meninggal dunia sebelum bertobat, dia akan masuk neraka terlebih dahulu untuk menerima hukuman atas perbuatan dosanya. Akan tetapi, setelah menjalankan hukuman tersebut, dia akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga sebagai orang mukmin dan muslim.Â
Namun Washil bin Atha' tidak sependapat dengan gurunya. Ia memberontak dan mendirikan majelis sendiri di pojok Masjid Bashrah itu. Sejak itulah, Washil bin Atha' disebut orang sebagai Mu'tazilah karena mengasingkan diri, dia diikuti oleh seorang kawannya bernama  Umar bin 'Ubeid.
Sumber referensi :Â
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung:Pustaka Setia,2010)
Taufik Rahman, Tauhid Ilmu Kalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H