Pergi ke pasar membeli  ketupat
Belinya sama  mbak yang bakulnya digendong
Senang bertemu dengan Bapak Ibu di lokakarya keempat
Ingat-ingat  senyumnya yang lebar dong!
Salam hangat dari seorang Pengajar Praktik  PGP angkatan 9 Tangsel. Kali ini saya kembali berbagi cerita suasana kelas A pada lokakarya keempat yang dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2024 di YPK Ora et Labora BSD Tangsel.Â
Berbeda dengan kelas lainnya yang 1 kelas terdiri dari 15 CGP dan 3 PP, kelas A masih dengan formasi yang sama yaitu terdiri dari 10 Calon Guru penggerak dan 2 Pengajar Praktik saya dan Bu Reni. Karena masing-masing dari kami aktif pada setiap sesinya, sehingga tidak kalah hebohnya dengan kelas lainnya.Â
Â
Sebagai pemimpin pembelajaran terkadang kita tergoda untuk membantu memecahkan permasalahan  anak didik maupun rekan sejawat  dengan mencarikan solusi bagi dirinya.Â
Namun tidak pada coaching karena pada lokakarya keempat, Calon Guru Penggerak akan  mempertajam  keterampilan bertanya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan  terbuka yang mengarah pada proses berpikir  sehingga solusi didapat dari ide-ide lawan bicara atau yang kita sebut coachee. Hal ini dilakukan melalui  reviu modul 2,3  dan praktik coaching serta supervisi akademik berbasis Coaching.
Adapun tujuan kegiatan pendampingan lokakarya 4 adalah sebagai berikut:
1. Calon Guru Penggerak mampu menunjukkan kemampuan coaching yang dimilikinya
2. Calon Guru Penggerak mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan dan  menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid
3. Calon Guru Penggerak  mampu menunjukkan kemampuan melakukan rangkaian supervisi akademik dengan menggunakan pola pikir coaching
Lokakarya yang dimulai pukul pada 8.00 WIB. Kami membuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Guru penggerak  sebagai penyemangat dan motivasi dalam membangun negeri. Menjadi bagian dalam perubahan, memajukan pendidikan anak bangsa dengan menghargai potensi, meningkatkan prestasi dan melahirkan profil pelajar Pancasila. Kali ini Bu Iyan sebagai dirigennya. Â
Sapa hangat  saling tegur sapa  selalu mengawali pertemuan kami di kelas A. Agar suasana lebih cair  PP meminta salah satu CGP  memimpin ice breaking untuk  menyamakan frekuensi suasana hati dan pikiran agar terkoneksi dan fokus pada pertemuan lokakarya ini. Ice breaking dipimpin oleh Bu Lia. Ice breaking ini bernama tembak jari.Â
Melalui permainan  tembak jari  yaitu mempertemukan  jari telunjuk kanan dan kiri secara cepat dengan mata ditutup membuat kami penasaran ingin terus mengulangi kembali sampai benar- benar berhasil. Permainan ini mudah dan menyenangkan dan  dapat melatih kepekaan.
https://drive.google.com/file/d/1OSeykk8dLXbi4CuiypoENoqVvTQPdbXF/view?usp=sharing
Selanjutnya kami  membuat kesepakatan kelas. Beberapa hasil kesepakatan kelas A yang berlaku dari pagi sampai sore nanti adalah sebagai berikut:
1. Setiap peserta aktif dalam diskusi
2. Serius tapi santai
3. Tepat waktu
4. Boleh minum dan makan makanan ringan saat materi
5. Saling menghormati dengan satu suara
Dengan diresmikannya kesepakatan kelas, PP meminta peserta untuk  tepuk tangan sebanyak 5 kali dengan berbagai gaya. Tepuk tangan Tukul, tepuk tangan membuang debu,dan  tepuk tangan kingkong.Â
Sebagai pengajar praktik saya mereview modul 2.3 yang sudah dipelajari  calon guru penggerak  melalui pertanyaan seputar coaching, alur coaching, prinsip -prinsip coaching. Masing-masing CGP mengambil kesempatan untuk saling mengulas materi modul 2,3 tersebut. PP memberikan umpan balik dan terus menggali dengan memberikan kesempatan pada setiap CGP untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalamannya seputar coaching, mentoring, dan konseling. Pak Ayman membagikan pengalamannya selama menjadi guru BK bahwa menurutnya dalam konseling konselor tidak saja langsung memberikan solusi tetapi konseli juga berusaha mencari solusi dengan idenya sendiri.Â
Setelah saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, PP melanjutkan kegiatan praktek coaching dengan membagi kelas menjadi 2 kelompok  sesuai PP masing- masing. Praktek coaching secara berantai dari A ke B, B ke C dan seterusnya sampai kembali lagi ke A. Dengan bergantian peran sebagai coach, coachee,  observer, dan timer. Masing-masing peserta mendapatkan kesempatan selama 10 menit.Â
Setelah praktek coaching seluruhnya selesai, maka observer dari masing- masing peserta membacakan hasil pengamatannya pada CGP yang berperan ketika sebagai coach.Â
Tujuan pengamatan ini untuk  bahan masukan  agar keterampilan coaching CGP  semakin tajam. Kemudian refleksi dan umpan balik praktek coaching yang disampaikan PP.  Pak Helmi mengungkapkan hal yang sulit untuk dilakukan coaching karena  belum familiar di sekolahnya.Â
Kami membahasnya dengan  coaching secara bergantian. Kemudian lanjut dengan Pak Sulaiman masih dengan refleksi tentang tindak lanjut dari coaching supaya rencana aksi menjadi hal yang bertanggung jawab. PP diminta untuk menjawabnya.Â
Sebagaimana manusia tentulah  tempatnya lupa maka supaya tanggung jawab tersebut benar-benar terlaksana  coachee harus membuat catatan rencana pengembangan yang didalamnya terdapat  timeline yang nanti akan dipraktekkan saat supervisi akademik berbasis coaching.Â
Sesuai kesepakatan kelas yaitu tepat waktu maka sebelum lanjut sesi berikutnya semua peserta istirahat pukul 12.00 . Kami makan siang, sholat, dan foto bersama rekan - rekan CGP Â lintas kelas. Kemudian kembali ke kelas pada pukul 13.00.
Praktik Supervisi Akademik Berbasis Coaching
Sebelum masuk ke sesi berikutnya, PP meminta salah satu CGP  memimpin ice breaking. Pak Yafi bersedia  menjadi instruktur senam tak kewer kewer sebagai  energizer.Â
Suasana kembali segar dan lanjut pada tahap praktik supervisi akademik berbasis coaching. Dengan kelompok yang sama, CGP secara berpasangan melakukan praktik tersebut. Masing-masing CGP mendapat kesempatan untuk menjadi supervisor dan guru 30 menit secara bergantian. Sebagaimana biasanya pengalaman akan menjadi bermakna jika dimaknai dengan refleksi.
Pengalaman akan lebih bermakna jika kita refleksikan tentang apa saja yang telah kita lakukan, pembelajaran apakah yang kita dapati hari ini, bagaimana perasaan kita ketika kita mendapat pengalaman hari ini, dan bagaimana kita merencanakan untuk melakukan peningkatan ke depannya.Â
Sebagai refleksi bersama, terakhir PP meminta  CGP untuk mengatakan beberapa kalimat tentang hal baik apa yang sudah dilakukan hari ini dan rencana peningkatan untuk kedepannya. Pak Arif mengatakan bahwa beliau sangat senang mendapatkan pengalaman praktik supervisi akademik dengan pola pikir coaching karena pada tahapan supervisi tersebut, supervisor/ kepala sekolah/ rekan sejawat yang melakukan observasi memposisikan diri  selain sebagai penilai juga mitra belajar dengan pemberian umpan balik  sesuai fakta dan berupa masukan-masukan yang membangun, Pak Yafi mengatakan hal ini sangat diperlukan untuk dipraktekkan saat mengadakan supervisi di sekolahnya, sedangkan bu Roro mengatakan sangat bermanfaat sebagai bahan referensi ketika akan mengupload kinerja di PMM.Â
Tak lupa PP memberikan pengumuman untuk tugas CGP pada PI 5  yaitu CGP menyiapkan kelengkapan bahan  untuk PI 5 adalah:
Mengajak satu orang rekan sejawat untuk dibimbing dan dicoaching pada PI 5.
Penetapan jadwal observasi pembelajaran. Pelaksanaan observasi pembelajaran minimal 2 jam pelajaran dan dapat dilakukan secara daring maupun luring (disesuaikan dengan kebijakan sekolah)
Membimbing rekan sejawat dalam menyusun RPP dan juga melakukan koreksi terhadap RPP yang disusun. Hasil koreksiksi CGP dijadikan dasar perbaikan RPP oleh rekan sejawat.
Sayonara diakhiri dengan foto bersama. Sesuai dengan salah satu kesepakatan kelas di awal yaitu tepat waktu, Lokakarya selesai  pada pukul 16.00 WIB.
Kuda putih  berlari dibawah guyuran  hujan lebat
Mendaki gunung melintasi hutan
Wahai rekan guru jadilah coach handal dan hebat!
Agar rekan sejawat bebas hambatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H