Mohon tunggu...
Roma Wijaya
Roma Wijaya Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAI Syubbanul Wathon Magelang dan Mahasiswa Doktor Dept. Tafsir di Ankara Üniversitesi serta Researcher dari Centre for Studies of Indonesian Students Association in Turkiye (PUSPITUR)

Roma Wijaya adalah dosen yang bekerja di Sekolah Tinggi Agama Islam Syubbanul Wathon Magelang pada program studi Al-Qur'an dan Tafsir. naum saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Ankara Üniversitesi jurusan Tafsir. Roma telah menulis beberapa artikel jurnal yang telah terindeks secara nasional dan tulisan di media online.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemikiran Tafsir 'Abdullah Saeed

22 April 2024   06:11 Diperbarui: 22 April 2024   06:27 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Allah memerintahkan kepada kita jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, mereka harus dibiarkan (tidak dituntut) serta tidak diberikan hukuman. Kondisi obyektif tersebut menunjukkan bahwa bentuk hukuman yang ditetapkan al – Qur’an, apakah potong tangan, cambuk atau hukumnan mati pada dasarnya bukan merupakan tujuan utama al – Qur’an. Dari sudut pandang ini, yang terpenting atau yang menjadi misi utama al – Qur’an adalah mencegah terjadinya tindakan yang terlarang pertamanya, apabila memang tindakan terlarang dilakukan, maka al – Qur’an masih memberikan kesempatan untuk bertobat. Namun demikian, hukuman tetap harus berjalan dengan syarat pelaku berjanji tidak melakukannya lagi (Saeed, 2016: 268-269).

  • Kesimpulan 

Keberlangsungan hukum Islam dalam lintasan sejarah guna mempertahankan eksistensinya sangat ditentukan oleh generasi intelektual. Bagaimana tidak, sumber utama dalam mengkaji hukum Islam adalah Al-Qur’an yang lahir 1433 tahun yang lalu. Reinterpretasi yang dapat menyegarkan kembali dogma-dogma di dalamnya merupakan sebuah keharusan. Abdullah Saeed menawarkan bagaimana memahami Al-Quran yang di tuangnya dalam beberapa karyanya antara lain lnterpreting the Qur'an: Towards a Contemporary.

Abdullah Saeed adalah salah satu pioner yang ingin menjadikan Al-Quran sebagai kitab suci yang selalu dapat digunakan seiring berputar nya waktu. Walaupun metode metode yang beliau berikan tidak terlepas dari Fazlur Rahman . Budaya berpikir seperti ini hendaknya menjamur agar menjadikan al-Qur’an sebagai kitab yang selalu dikaji bukan hanya untuk mengungkap berbagai kandungan universal yang termaktub didalamnya. Namun nilai moral yang terkandung di dalamnya harus terealitaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun