Daun hanya tahu arah angin membawanya entah ke mana
Mengikuti arah yang tanpa kepastian yang terlalu fana
Kali ini musim hujan dengan langit yang kelabu nyala
Daun terbang terbasahi hujan tanpa henti menerpa
Ingin dibisikkannya bahwa ia ingin di sini saja
Namun, angin selalu membawanya pergi ke tempat yang tak ia ketahui
Seperti tanpa tuju, buta, dan hanya diam tuk datang dan pergi
Mengenal dan melupa, harus dieja satu persatu hingga dipahami
"Angin, bolehkah kali ini aku meminta singgah di tanah ini?"
"Tidak, karena kau daun. Kau harus mengikuti arah tiupku"
Daun harus menyeret tubuhnya kembali mengikuti arus
Daun menguning, mengikut tiupan yang tanpa akhir
Daun mengering, ingin dipeluknya alunan kenangan syair-syair
kering, kerontang, rapuh, menyangkut pada ranting
"Biarkan aku di sini, angin"
"Tidak bisa. Kau harus ikut"
Terbang, sobek, dan hancur
Padang, Agustus 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI