Tukang post telah tiba, Â seperti biasa amplot coklat itu datang dengan nama Althaia Rosewood.
Dengan tangan gemetar, Â Eva membacakan surat itu di tepi ranjang milik Nona Althaia.
Dear Nona Althaia Rosewood
Jika surat ini sampai padamu, Â maka aku tebak umurmu kira-kira 82 tahunan sekarang. Â Selamat umur panjang, Â dan berbahagia.
Jangan lanjutkan bacanya.  Aku harap kamu masih kuat untuk berjalan  menemui Danau di pinggir kota tempat terakhir kita berjumpa.
Aku yakit kamu akan tampak cantik seperti biasanya walau mungkin kamu akan dibimbing perawatmu sampai kesana. Â
Aku sangat yakin matamu akan mmancarkan keindahannya walau tampak keriput.
Berdirilah kamu di pinggor danau dan lihatlah ke arah hilir mungkin kamu akan melihat anak muda sedang menaiki penisi kecil saling memadu kasih. Lihatlah ke arah seberang danau kamu akan melihat sebuah keluarga yang sedang menikmati piknik bersama, Â lalu lihatlah ke arah hulu mungkin kamu akan melihat pasangan tua yang sedang menghitung burung dara dengan senyuman yang datang dari cinta dan kasih sayang mereka berdua. Â
Ketiga gambaran suasana yang kamu lihat dari semua sisi tersebut, bisa kamu rasakan semua atau paling tidak salah satu dari mereka. Namun jika kebenaran tidak ada pada dirimu sampai sekarang. Â Kamu bisa menyalahkan diriku atas semua kemalangan yang mendera hidupmu.
Beruntung sekali aku mendapatkan seorang gadis berumur 82 tahun.
Dari teman hidupmu
Jhonson 25 tahun
Kembang-kembang airmata menetes deras menuju lembaran surat, Â Eva benar-benar masuk pada setiap bait yang tertulis didalam surat tersebut. Â