Penyalah gunaan kandungan zat adictive ini tak hanya bagi pasar ketenagakerjaan di perkotaan yang memiliki uang lebih banyak, masyarakat miskin yang dihimpit tuntutuan ekonomi, dan juga pada lingkungan pendidikan, hal ini seperti diulas oleh Hunter (2021) pada anak sekolahan dalam menggunakan Xanax (kandungan obat anti kecemasan) di Durman.Â
Cerminan pembangunan yang baik dapat diukur dari Index Pembangunan Manusia dengan indikator selain demogaf, kematian ibu dan anak, melek huruf juga rata-rata lamanya bersekolah, adanya penyalahgunaan obat tersebut berdampak pada keberlanjutan pendidikan mereka, dan turut menyumbang angka pengangguran kedepannya, dan tak menutup kemungkinan terciptanya aglomerasi wilayah.
Pada wilayah konflik genjatan senjata awalnya dimulai adanya sentimen negatif di pasar dan ada jurang pemisah dalam kejahteraan, baik kelompok dalam sosial maupun kehidupan bernegara. Perang memerlukan biaya, seperti halnya gengsi yang juga memerlukan capital of finance. Pembelian senjata ada yang ditutupi oleh funding dari donatur konflik, ada juga didapati dari perdagangan narkoba.Â
Beberapa dalam kehidupan wilayah konflik seolah menceritakan adanya hubungan sebab akibat antara senjata dan narkoba serta kesenjangan. Akan tetapi dewasa ini kita amati perdagangan besar-besaran narkoba tak hanya disuplai dari wilayah miskin saja, akan tetapi juga negara kaya. Bagaimana caranya? Bukankah lahan saja susah dikota? Benar.Â
Tak salah anda berpandangan seperti itu. Pendanaan atau funding dari orang dan kelompok tertentu di nagara yang memiliki banyak uaang sebagai investor dalam memperkokoh sumberdaya produksi dan perdagangan tersebut. Adanya dorongan keserakahan membuat entitas tersendiri bagi mereka di tengah-tengah masyarakat global.
*studi kasus: Orang kaya berpenghasilan tinggi tertangkap menggunakan narkoba, sebagai jalan mengurangi tingkat stres. Orang miksin menghasilkan narkoba dikarena hempitan ekonomi dan menutupi pengeluaran rumah tangga, hal ini semacam dualisme sosial.
Beberapa pengedar mendatangkan barang seperti Heroin dan Cocain dari luar. Hal tersebut jika kita amati dari sisi teori mikroekonomi, yakni : adanya permintaan atas barang akibat kelangkaan (scarcity) dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan, akibat kelangkaan dan tak tersediannya sumberdaya produksi di dalam, membuat produk tersebut menjadi mahal.Â
Produsen merespon hal ini menjadi Penawaran yang menjadi celah memaksimalkan profit. Adanya biaya peluang produksi seperti jasa angkut (porter) upah pekerja di ladang dan biaya implisit seperti resiko dan biaya lainnya adalah menjadi biaya peluang produksi.
Adanya kolinearitas antara: Dualisme sosial ekonomi, seperti kemiskinan, keserakahan, dan mental serta moralitas keluarga maupun masyarakat.
Referensi:
Wahyuddin, Agung. "Pola Asuh Orang Tua Nelayan dalam Membimbing Anak di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik." Paradigma: Jurnal Online Mahasiswa S1 Sosiologi UNESA, vol. 2, no. 1, 2014.