Pembicaraan tentang hati tak akan pernah ada habisnya. Hati selalu menjadi objek vital kehidupan. Dari hati, terpancar kehidupan dan kemurnian tindakan.
Hati juga punya dua makna. Makna pertama merujuk pada organ tubuh. Organ ini juga vital. Kalau tidak dijaga maka lahir penyakit yang mematikan.
Makna kedua itu secara metafora. Hati digambarkan sebagai tempat menyimpan segala macam pertimbangan dan keputusan, baik secara emosional maupun secara spiritual.
Jangan sepelekan penyakit hati model kedua ini. Penyakit ini sangat mematikan juga. Penyakit hati model metafora ini bisa melahirkan kejahatan.
Ambil contoh, terlalu sibuk mengurus hidup orang itu kerap dicap suka iri hati. Terlalu sombong akan dicap tinggi hati.
 Terlalu pesimis akan dicap kecil hati. Terlalu tampil munafik maka kita dicap sebagai orang yang hati busuk.
Rupa-rupanya apa yang tampak dari tindakan kita sejatinya merepresentasikan apa yang ada dalam hati kita.Â
Ini juga selaras dengan nasihat Amsal 4:23. Jaga hati terhadap segala kewaspadaan, di situlah terpancar kehidupan.
Makna hati yang memancarkan kehidupan sama maknanya dengan menghasilkan buah-buah kebaikan yang memuliakan Allah.
Sekali lagi, jangan sepelekan masalah hati. Anak muda yang sementara memadu kasih selalu menitipkan pesan pada pasangannya, ingat jaga hati.
Kalau sampai pesan ini dilanggar maka pengkhianatan itu pasti ada. Di samping itu pula, kepercayaan orang terhadap kita diragukan.Â
