Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati-Hati dengan Hati

2 Agustus 2024   20:06 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Kita suka bilang, dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu? Menarik jika kita melihat ungkapan ini.

 Hati sering digambarkan sebagai tempat dimana kita menyimpan berbagai macam pertimbangan sebelum diputuskan untuk bertindak. 

Mengenai isi hati seseorang, bisa dipastikan bahwa hanya orang itu dan Tuhan saja yang tahu. Orang terdekat pun tidak ada yang tahu. 

Nanti setelah ada tindakan baru kita bisa bilang "oh jadi selama ini yang dia pikirkan dan mau lakukan yang ini".

Pendalaman Teks

Menarik untuk kita lihat sikap dari orang-orang Yahudi, khususnya para ahli Taurat dan Orang Farisi. 

Niat hati mereka itu selalu menaruh curiga dan upaya untuk menjatuhkan Yesus. Selalu ada cara mereka untuk menjebak Yesus. 

Salah satunya melalui bacaan ini. Mereka bertanya pada Yesus di seputaran permasalahan adat-istiadat Yahudi, khususnya dalam hal membasuh tangan sebelum makan. Bisa jadi itu dilakukan dengan alasan kesehatan.

Mereka bersoal-jawab tentang mencuci tangan dengan Yesus. Yesus menepis anggapan mereka itu dengan mengatakan hal yang kelihatannya baru tetapi tidak benar-benar baru, yakni yang utama itu bukan soal apa yang masuk tetapi apa yang keluar.

Itu artinya bahwa kali ini Yesus lebih menekankan sesuatu yang sifatnya lahir dari hati. Apa yang lahir dari hati menentukan apa yang akan dilakukan. 

Di sinilah hati seharusnya berfungsi memfilter banyak hal, termasuk keputusan yang akan diambil.

Orang Farisi dan Ahli Taurat karena telah terbawa dendam maka semua niat hati mereka itu dirancang secara jahat untuk menjatuhkan Yesus. Itu yang salah dan Yesus tegur secara terang-terangan

Pesan Teks

Pada akhirnya kita sama-sama belajar tentang bagaimana menjaga hati untuk tetap murni dan baik. Tidak boleh ada sikap pura-pura yang dibangun. Awas kalau tidak lakukan ini, bisa-bisa kita dituduh munafik. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun