Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berilah Aku Hati yang Dengar-Dengaran

24 Juni 2024   18:25 Diperbarui: 24 Juni 2024   19:08 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema yang diusulkan ini sesungguhnya bagian integral dari permohonan Salomo ketika Allah mengajukan kepadanya pertanyaan tentang apa yang akan ia minta dari Allah. 

Permintaan Salomo bukan hal yang prestisius melainkan hal sederhana tetapi punya dampak bagi pelayanan ia sebagai raja di Israel. 

Mengapa harus hati yang dengar-dengaran? Ternyata Salomo masih miskin pengalaman sebagai seorang pemimpin. Salomo juga baru beranjak meniti karir sebagai pemimpin profesional. 

Diberi hati yang dengar-dengaran merupakan permohonan yang punya dampak jangka panjang. 

Salomo sadar bahwa ia akan berhadapan dengan banyak orang dan banyak persoalan. 

Salomo bisa saja jatuh pada semangat pilih muka, tidak adil, atau malah terkesan sepihak dalam pengambilan keputusan. 

Salomo bisa juga nanti menjadi pemimpin yang haus kuasa dan menciptakan tirani. 

Supaya hal itu tidak terjadi maka permintaan Salomo mengenai diberi hati yang dengar-dengaran menjadi relevan. Mengapa harus hati? Hati tidak hanya sebatas organ tubuh vital. 

Secara spiritual, hati kerap dimaknai sebagai bagian yang paling dalam, yang sulit diketahui serta tempat menyimpan pertimbangan dan keputusan. 

Karena hal ini, kita kemudian mengenal pepatah "dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu?". 

Pepatah ini cukup memberi gambaran kepada kita tentang kemisteriusan hidup seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun