Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tidak Berkekurangan Hanya Karena Memberi

13 Juni 2024   08:14 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:20 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberi itu adalah aksi tenggang rasa. Artinya bahwa kita juga peduli pada keadaan dan kehadiran orang lain. Memberi juga membuat kita kian sadar akan status kita sebagai makhluk sosial.

Makhluk sosial itu adalah makhluk relasional. Selalu mengedepankan upaya menjalin keakraban yang penuh kasih dengan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Memasuki era abad 21, kita mulai diperkenalkan dengan spirit individualisme. Orang-orang suka mementingkan diri. Permasalahan dari sikap ini ialah munculnya upaya saling menjatuhkan.

Ruang keakraban itu bukan lagi sesuatu yang murni. Selalu ada kepentingan yang kita susupi di dalamnya. Hal ini juga berdampak pada ketakutan di dalam memberi.

Kita lalu memikirkan untung-rugi dalam memberi. Kita merasa bahwa memberi hanya akan membuat aset kekayaan kita menurun.

Jika tidak ada tenggang rasa, kemanusiaan kita mati. Tidak ada lagi fungsinya. Apa yang ingin dibanggakan lagi dari ketidakpedulian kita ini?

Karena hal ini, maka istilah gereja menyebut diri sebagai persekutuan menjadi relevan. 

Persekutuan artinya perjumpaan antara banyak orang, banyak pengalaman, banyak selera, dan banyak hal lainnya.

Mereka dipanggil dan diikat dalam satu identitas bersama yang mengusung spirit meneladani Yesus. 

Yesus memberi apa yang sebenarnya menjadi milik diriNya sendiri. Tetapi, karena tenggang rasa, Ia beri diriNya bagi kita.

Ternyata memberi dalam iman Kristen punya akar atau landasan yang kuat. Tapi ingat, memberi harus dengan sukacita, bukan jadi ajang pencitraan. Awas terjebak hal ini.

Terakhir, memberi tidak serta-merta menyebabkan kita hilang aset, hilang pendapatan, hilang segalanya. 

Banyak dermawan tetap punya apa yang sudah ia miliki meski banyak memberi. Beri apa yang ada pada kita, secukupnya, sesuai kemampuan yang kita punyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun