Di Rayon 5, kami menari Bonet bersama. Di Rayon 19, kami ada dalam lingkaran Kebalai. Kami semua ada dalam penyatuan.Â
Baik orang tua, anak-anak, perempuan, laki-laki, hanyut dalam sukacita bersama. Semua wajah penuh senyum.Â
Selain itu, di Rayon 5, kami juga berkesempatan masuk ke dalam miniatur Ume Kbubu. Ume Kbubu adalah rumah tradisional orang-orang Timor untuk menaruh hulu-hasil.Â
Ume Kbubu juga merupakan simbol kepercayaan orang-orang Timor bagi perempuan untuk mengelola seluruh hasil yang dipanen di ladang.Â
Akhir kebersamaan itu kami tandai dengan makan bersama. Ini juga adalah bagian dari merawat persekutuan.Â
Makan bersama juga tanda bahwa orang-orang NTT pada umumnya mau supaya kebahagiaan itu dirasakan semua orang.Â
Biar kami hidup di negeri yang tandus, tetapi pisang, jagung, labu, kacang dan hasil ladang lainnya itu cukup membuat kami bersyukur.Â
Ekspresi budaya ini adalah ekspresi cinta. Kami mau terus merawat kebersamaan itu di tengah-tengah bergulirnya ancaman individualisme. Kami berusaha untuk tetap saling peduli dan memerhatikan.Â
Kami mau mengimplementasikan doa Yesus menurut Yohanes 17:21, "supaya mereka menjadi satu". Kami sebagai gereja berdoa agar kekuatan Pentakosta yang akan kami rayakan (19 Mei 2024) benar-benar menyatukan kami.Â