Mohon tunggu...
Garis Puisi
Garis Puisi Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menembus cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Hari di Ruang Kelas

19 Februari 2024   10:03 Diperbarui: 19 Februari 2024   11:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                Oleh: Rolantinus Sudirman 

Sebuah mata menatap pergerakan

Seorang security sedang mengamat-amati yang jahil

Setiap sisi dilihatnya tanpa sedikit celah 

"Apa yang kau buat nak ?" pungkasnya dalam kebisuan

Lalu pria perkasa berkaki empat

yang menahan bokong gadis-gadis kuntum menjadi pilu

Karena sepasang sepatunya patah

"Sakit" Teriaknya menggema kebisingan

Tak seorang menghiraunya

Sebab mereka sedang berperang dengan misteri

Puluhan pasukan berbaris rapi pun mengeluh

Tetesan air laut bercampur bau sampah menyengati kulit mereka

"Sangat bau !" Pekik mereka tanpa suara karena dibungkam sang jenderal

Sebenarnya, ruang ini di gelap adalah sunyi

Tetapi seketika menjadi pasar jualan

Atau pengamen di kafe-kafe

mengais pada yang bermodal

Inikah yang disebut berjuang,

atau bernostalgia di taman kanak-kanak?

Atau mengisi pena di dalam kayu, sebelum dibakar api? 

Entahlah.....

Mungkin ingin menuntas bait puisi

Pada halaman pertama

Yang tak kunjung usai

               Mataloko, 19 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun