Mabok. Masa jam yang bekerja secara tepat dijadikan masalah. Apa memang jaman ini begitu edan sampai-sampai yang benar dijadikan masalah?
"Iya! Jam ini terlalu tepat. Kalau bapak manajer masih bingung, begini loh. Saya janjian bertemu dengan teman kemarin jam 12 siang. Sekalian makan siang katanya. Karena saya punya jam, jam tangan, atau arloji apalah  namanya, ya saya berangkat dari rumah saya pukul 11.30, supaya pas sampai di tempat tujuan jam 12 siang. Ya, jam anda memang terlampau tepat, jam 11.58 saya tiba di sana."
"Lalu, apa masalahnya?" Sampai di detik ini, belum terlihat bagi Girsang benang merahnya.
"Tapi, teman saya baru datang sekitar 1 jam kemudian. Saya menunggu dalam penuh kegelisahan. Katanya jam 12, memang jam anda tepat mengatakan saat itu jam 12, tapi mengapa teman saya belum datang? Dia malah datang satu jam kemudian? Saya merasa ditipu karena harus menunggu satu jam, hanya karena menuruti jam anda yang begitu tepat! Akibatnya apa? Saya terlambat jemput anak saya sekolah!"
Lah itu kan salah temannya situ yang terlambat satu jam, kenapa sewotnya sampai keakuratan jam buatan pabrik saya, pikir Girsang.
"Saya, saya juga mau mengadu! Anak saya, itu yang baru lahir, tidak bisa langsung saya adzankan karena saya terlambat datangnya! Begini cerita singkatnya, saya janjian bertemu dengan selingkuhan saya, maksudnya teman saya, jam 11 malam di karaoke.Â
Karena saya, lagi-lagi menuruti jam buatan perusahaan anda yang sungguh tepat, saya berangkat pukul 21.45, setelah izin dari istri saya yang sedang menunggu waktunya melahirkan, alasan saya karena tiba-tiba dipanggil dari kantor yang sedang lembur.Â
Tapi apa, karena ketepatan jam anda, saya tiba di karaoke pukul 21.59, dan selingkuhan, maksud saya teman saya, baru datang satu setengah jam kemudian! Saya padahal sudah berjanji dengan istri saya untuk kembali pukul 00.00, tapi karena jam anda yang terlalu tepat, saya harus terbuang waktu satu setengah jam, ditambah lagi waktu satu jam yang saya habiskan di atas perut selingkuhan, maksud saya teman saya!"
"Pokoknya perusahaan anda telah membuat suatu parameter yang salah. Sungguh terlalu dibuat dalam 12 bagian. Terlalu sering meleset! Terlalu sering kami merasa tertipu!"
"Janjian jam enam saya harus menunggu sampai jam delapan!"
"Saya malah sampai besoknya!"