Mohon tunggu...
Panji Rolandi
Panji Rolandi Mohon Tunggu... wiraswasta -

www.pt-integra.ga | www.etraining.space

Selanjutnya

Tutup

Money

Hubungan Iron Man dan 5S

29 April 2013   03:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Swiss, perayaan tahun baru 1999. Saat itu, Tony Stark masih belum menjelma menjadi Iron Man. Ketika beranjak pulang dari perayaan, bertemulah dia dengan Aldrich Killian, seorang pendiri lembaga riset bernama AIM. Spontan, Aldrich menawari Tony untuk ikut bergabung dalam tim risetnya.

Namun, apa mau dikata, Tony sama sekali tak tertarik dengan tawaran Aldrich. Alih-alih menolaknya secara gentle. Tony justru menyuruh Aldrich menunggu di atas gedung untuk membahas penawaran tersebut.

“Tunggu aku di atas gedung, 5 menit lagi aku kesana menemuimu.” ucap Tony. Aldrich menurut, dan menunggu di atas gedung. 1 jam, 2 jam, hingga pergantian tahun terlewati, namun batang hidung Tony tak nampak juga. Aldrich kecewa.

Kekecewaan yang mungkin pernah (atau malah sering) dirasakan juga oleh rekan-rekan yang berprofesi sebagai Sales. Jenis kekecewaan yang mungkin pernah juga Anda rasakan. Kekecewaan yang seringkali dianggap “sepele” serta sering kita temui di cerita hidup sehari-hari.

Namun, bertahun-tahun kemudian, justru hal “sepele” itulah sumber malapetaka bagi Tony Stark. Bahkan dalam film ini, dikisahkan pula berbagai surat kabar memuat headline: IRON MAN DIED!

IRON MAN MATI! Mati karena bertempur melawan musuhnya! Bertempur melawan The Mandarin! Teroris kelas wahid yang mengancam kedamaian dunia.

Sama halnya dengan kisah Tony Stark alias Iron Man. Petaka yang terjadi di berbagai perusahaan, seringkali justu disebabkan oleh hal-hal sepele (atau dianggap sepele).

Di Jepang, pernah dilakukan penarikan produk secara massal, karena ditemukan bungkus sisa makanan di dalam kemasan produk perusahaan tersebut. Karuan saja, hal ini membuat Direktur Utama mencak-mencak. Para eksekutif senior lah yang pertama kali kena damprat. Dan sudah pasti, dampratan selanjutnya ditujukan pada level dibawahnya. Belum lagi, dibutuhkan biaya yang tak sedikit untuk mengatasinya.

Setelah ditelusuri, ternyata ujung pangkalnya disebabkan oleh obrolan bagian HRD yang tak sengaja terdengar oleh OB. Sebuah kalimat pendek yang diteruskan sambung-menyambung hingga menjadi isu intern kalangan operator packaging.

“Yang bagian packaging gak kita perpanjang.” Itulah sepenggal kalimat yang terdengar oleh si OB. Kalimat yang membuat salah seorang operator berani menyelipkan bungkus sisa makanan dalam kemasan produk perusahaan. Kalimat yang menjadi awal sebuah petaka.

Disadari atau tidak, Lean Manufacturing juga telah mengakomodir “ancaman-ancaman petaka” dari hal-hal sepele. Sebagai contoh, sebut saja 5S atau 5R.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun