Mohon tunggu...
Rokyal Aini
Rokyal Aini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Kembali Sejarah Hari Pendidikan Nasional di Indonesia

27 April 2017   07:15 Diperbarui: 27 April 2017   16:00 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejarah hari pendidikan nasional tak lepas dari sosok dan perjuanagn Ki Hadjar Dewanta, pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme.

Setiap tanggal 2 Mei, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, Pahlawan Nasional yang dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia. Sejarah Hari Pendidikan Nasional memang tak bisa dilepaskan dari sosok dan pejuangan Ki Hadjar Dewantara, sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesai dari zaman penjajahan Belanda.

Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli R.M Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia mengeyam pendidikan di STOVIA, namuntidak dapat menyelesaikan karena sakit. Akhirnya, ia bekerja menjadi seorang wartawandi beberapa media surat kabar, sepertii De Expess, Utusan Hindia dan Kaum Muda.

Selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menantang kebijakan pendidiakn Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi yang bisa mengeyam bangku pendidikan.

Kritikan terhadap kebijakan pemerintah colonial menyebabkan Ia diasingkan ke Belanda bersaama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Ketiga tokoh ini kemudain dikenal sebagai “ Tiga Serangkai”.

Tiga Semboyan

KiHadjar Dewantara memilikisemboyan yang selalu ia terapkan dalam system pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Arti dari semboyan tersebut adalah : Ing Ngarsa Sung Tulada ( di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik),Ing Madya Mangun Karsa ( di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide) dan Tut Wuri Handayani ( dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan).

Hingga kini, semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia dan terus dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia.

Makna penting pendidikan

Dalam perinagtan Taman Siswa ke-30 Tahun, Ki Hadjar Dewantara menagtakan, “ Kemerdekaan hendakny dikenakan trhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu janagn selalu ‘dipelopori’atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri.

Maksud dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut dengan gambling menunjukkan apa yang seharusnya lahir dari sebuah proses pendidikan, yaitu “ agar anak-anak berpikir sendiri”. Dengan begitu mereka menjadi orisinal dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan diangap berhasil ketika anak mampu mengenali tantangan apa yang ada di depannya dan tahu apa yang ada didepannya dan tahu bagaimana seharusnya mereka mengatasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun