Mohon tunggu...
Roko Patria Jati
Roko Patria Jati Mohon Tunggu... Dosen - A Scholar Forever

A teacher plus scholar forever...

Selanjutnya

Tutup

Humor

[HUMOR] Bom Beras Jaringan Teroris Solo

29 Juni 2012   17:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kisah konyol ini berawal dari rencana akan diadakannya demonstrasi besar-besaran di kota Solo oleh beberapa elemen masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk acara-acara semacam demonstrasi dsb, apalagi skala besar, aparat keamanan (Pak Polisi) selalu mengadakan pemetaan dan pendekatan sebelumnya, sehingga kondisi tetap aman terkendali tidak terjadi sesuatu “gangguan” apapun yang tidak dikehendaki bersama.

Pagi itu, sekitar 3 (tiga) orang anggota Polsek Serengan datang berkunjung ke tempat salah satu elemen masyarakat pemrakarsa demonstrasi. Dari ketiga petugas tersebut, satu diantaranya ternyata adalah Ibu Kapolsek Serengan yang baru saja dilantik (menjabat).

Kebetulan di tempat itu Ibu Kapolsek bertemu dengan seorang anggota (aktivis) yang sedang piket jaga. Maksud hati Bu Kapolsek ini menanyakan persiapan demonstrasi, si aktivis “jaga” yang tidak tahu menahu update informasi demo itu justru mempromosikan produk beras organiknya, maklum marketing.

Entah karena benar-benar tertarik atau cuma ewuh-pakewuh (basa-basi), Bu Kapolsek pun order beras dari kawan itu, 10 Kg. Tapi ia minta dikirim langsung ke kantor besok, karena saat itu ia sedang bertugas.

Keesokan harinya, kawan ini bersiap mengantarkan 10 kg beras yang ia bungkus rapi dalam tas plastik warna hitam.

Entah karena buru-buru atau saking girangnya mendapat pesanan, kawan ini pun seakan “berbelok arah” menuju Polsek Laweyan yang memang lebih dekat dari kantornya. Disana ia langsung ditemui oleh Bapak Kapolsek Laweyan. Ia pun menanyakan maksud dan tujuan kawan ini.


Mengantar pesanan beras Ibu Kapolsek pak, kemarin beliau pesan dan minta diantar ke kantor.“, jawab kawan ini pede.

Bapak Kapolsek pun kelihatan menggerutu atas “ulah” istrinya yang dirasa kurang "pas", pesan barang untuk diantar ke kantor polisi.


Sudah taruh aja di situ, Mas!“, kata Bapak Kapolsek dan langsung mengambil hape menghubungi istrinya.


Terjadilah perdebatan sengit dengan sang istri ketika ternyata ia menyatakan tidak memesan beras pada siapapun. Sementara si kawan ini tadi, yang harusnya bisa dimintai klarifikasi, telah lebih dulu meninggalkan tempat untuk alasan tertentu.

Kontan Pak Kapolsek jadi pucat, badannya berasa lemas dan duduk lunglai di pojok ruangannya sambil memandangi bingkisan warna hitam di sudut lain ruangan.

Beberapa hari berselang, datang 3 (tiga) orang tamu berseragam preman. Mereka tampak serius menanyakan keberadaan kawan si marketing beras. Ternyata mereka adalah anggota Polsek Serengan yang mendapatkan perintah langsung Ibu Kapolsek untuk mengecek status pesanan beras yang belum juga diantar hingga saat itu.

Kebetulan kawan marketing beras ini sedang tidak berada di tempat dan hanya dihubungi oleh kawan yang lain. Setelah mengetahui kabar berita tersebut, kawan inipun langsung ngacir menuju Kantor Polisi. Sesampainya di Kantor Polisi, terjadi keanehan suasana karena didapati beberapa anggota polisi berseragam Gegana lengkap dengan peralatan “tempur”-nya. Area sudah diamankan sedemikian rupa sehingga bagi yang tidak berkepentingan dilarang keras untuk masuk apalagi menerobos.

Beruntung kawan ini menjumpai sosok Pak Kapolsek berada di bawah pohon di luar area police line. Dengan ragu kawan ini mendekat dan lantas membisikkan sesuatu,

Maaf Pak, apa bingkisan plastik hitam yang dulu itu masih ada?”
Kamu… Jadi, bingkisan plastik hitam itu bukan bom? Jadiii………..!!!”, kata Pak Kapolsek yang seakan "pingsan" dibuatnya.


Jadi, saya salah kirim Pak, pesanan beras yang harusnya saya kirim ke Bu Kapolsek Serengan keliru saya antar ke Ibu (Istri) Kapolsek Laweyan, jawab kawan ini dalam hati.

Woalaaahh… ternyata cuma beras to, tuwas sekian lama plastik hitam itu dibiarkan tak tersentuh lantaran dikira bom, jengkel Pak Kapolsek, dalam hati. Sampai-sampai harus mengungsi pula, ternyata cuma bungkusan beras, masih dalam hati.

Sekian. Salam “Bom Beras”.

Dueeeeeeeeeemmmmmmm……

Blaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar…..

Krompyaanng…………

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun