PEMBAHASAN
 Perkembangan Agroindustri Saat Ini
Di Indonesia agroindustri bukan menjadi hal yang asing lagi, hal ini dikarenakan pada saat krisis moneter aktivitas yang membantu pertumbuhan perekonomian nasional adalah agroindustri. Ada beberapa kelompok agroindustri yang berperan dalam membantu pertumbuhan nasional seperti kelapa sawit, industri pengolahan ubi kayu, serta industri pengolahan ikan. Beberapa kelompok agroindustri tersebut mampu untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional karena tidak bergantung pada bahan baku yang di impor.
          Oleh karena itu pengembangan agroindustri  menjadi salah satu opsi yang  dipertimbangkan oleh pemerintah. Agroindustri merupakan industri yang berbasiskan sumber daya dimana berpotensi dapat meningkatkan cadangan devisa serta penyediaan lapangan pekerjaan. Hal ini akan sangat berpengaruh mengingat negara Indonesia adalah negara dengan daerah tropis yang mempunyai keragaman hayati yang cukup besar. Pengembangan agroindustri akan sangat lebih efisien apabila dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Dari sisi Perkembangan usaha, Kelembagaan dan Departemen Peindustrian terdata ada sekitar 40 jenis komoditi dari air minum, ikan dalam kaleng, kecap, sampai dengan makanan ringan menunjukkan jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini membuat banyak peningkatan jumlah perusahaan-perusahaan agroindustri serta berdampak pada meningkatnya jumlah tenaga kerja. Pada tahun 2003 jumlah tenaga kerja agroindustry mencapai 744.777, jumlah ini merupakan tenaga kerja karyawan yang terlibat langsung dalam perusahaan. Jumlahnya akan mengalami peningkatan jika ditambahkan oleh tenaga kerja yang tidak langsung terkait dengan perusahaan agroindustri. Tenaga kerja tidak langsung yag dimaksudkan seperti adanya pedagang pengecer, pemasok, dan tenaga-tenaga permanen.
      Perkembangan kapasita produksi juga menunjukkan bahwa banyak kemampuan produk yang masih bisa dioptimalkan. Agroindustri dalam kegiatan ekspor juga menunjukkan perkembangan. Pada tahun 2000 sebanyak 5.442 metrikton Indonesia mengekspor hasil agroindustri dengan nilai USD 2.743 juta, dan pada tahun 2004 Indonesia mengalami peningkatan dalam mengekspor hasil agroindustri yaitu sebanyak 5.937 metrikton dengan nilai USD 3.769 juta. Data yang telah dilaporkan diatas menggambarkan peningkatan pengembangan agroindustry dalam berbagai aspek.
Tantangan Rantai Pasok Agroindustri
      Penjelasan sebelumnya telah menyinggung beberapa isu dan tantangan dalam manajemen rantai pasok berkelanjutan. Namun demikian, pada bagian ini diuraikan secara terstruktur berdasarkan level strategis, taktikal dan operasional, yaitu:
•      Level strategis adalah keputusan yang diambil untuk jangka panjang. Ini meliputi keputusan desain produk hijau, pemilihan jenis bahan dan komponen ramah lingkungan, sumber bahan dan komponen yang mampu memenuhi spesifikasi ramah lingkungan, pemilihan pemasok hijau sebagai mitra kerja, penentuan kapasitas yang memperhatikan luaran limbah produksi, penentuan lokasi fasilitas, penentuan kapasitas gudang yang ramah lingkungan dan perancangan aliran logistik yang ramah lingkungan.
•      Level taktikal meliputi keputusan pada jangka menengah misalnya setahun atau per semester. Keputusan-keputusan level taktikal adalah volume produksi melibatkan remanufacturing, penentuan tingkat persediaan yang memperhatikan risiko kerusakan bahan atau produk, dan strategi transportasi yang berorientasi hemat energi.
•      Level operasional adalah keputusan day-to-day seperti penjadwalan, lead time, pengiriman barang. Pada dasarnya keputusan pada level ini adalah penterjemahan keputusan level yang lebih tinggi. Isu keberlanjutan secara otomatis akan terlaksana pada level ini jika pada level yang lebih tinggi telah diputuskan. Isu-isu disetiap level keputusan menggambarkan bahwa SCM berkelanjutan adalah situasi yang kompleks. Kepentingan ekonomi akan bertabrakan dengan kepentingan lingkungan dan social politik. Sukses dari manajemen rantai pasok berkelanjutan dapat ditentukan dalam tiga hal, yaitu kesesuaian strategi green dengan karakteristik produk, kemampuan mengintegrasikan forward chain dan backward chain dan kemampuan mengelola ketidakpastian dan risiko. Kesesuaian strategi rantai pasok dengan karakteristik produk maksudnya adalah perumusan strategi yang mempertimbangkan produk life cycle dan end of life dari produk. Produk yang mempunyai umur hidup yang sangat pendek akan berpotensi memicu limbah akibat dari keusangan produk. Integrasi forward chain dan backward chain adalah upaya mengoptimal aliran bahan dalam kerangka remanufacturing, recycling dan reuse. Tambahan kendala lingkungan dan sosial politik mengakibatkan derajat ketidakpastian dan level risiko semakin tinggi. Risiko pasokan bahan berkurang, ketidakpastian dari fluktuasi permintaa adalah contoh situasi yang harus dikelola dalam perspektif ketidakpastian dan risiko. Pengelolaan ketidakpastian dan risiko menjadi isu besar dalam manajemen rantai pasok keberlanjutan. Faktor-faktor yang memicu ketidakpastian dan risiko ini antara lain mismatching pasokan dan permintaan, fluktuasi persediaan terjadi disetiap titik rantai pasok, peramalan yang kurang akurat, kehandalan pengiriman dan infrastruktur kurang memadai, tindakan pengurangan biaya yang tidak terkendali. Ketidakpastian dan risiko tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi dampaknya. Peran dari manajemen rantai pasok berkelanjutan adalah mengurangi derajat ketidakpastian dan level risiko. Penyelesaian beberapa isu penting dari manajemen rantai pasok berkelanjutan tidak boleh dilakukan secara parsial. Optimasi global menjadi keharusan dalam pengambilan keputusan manajemen rantai pasok berkelanjutan. Alasan optimasi global perlu dilakukan karena jejaring bersifat kompleks, konflik obyektif, sistem yang dinamis, variasi sepanjang waktu. Jejaring bersifat kompleks karena fasilitasfasilitas dari rantai pasok berada di lokasi yang menyebar luas secara geografis. Konflik obyektif bisa terjadi karena perbedaan tujuan, misalnya ukuran produksi di pabrik mengakibatkan peningkatan level persediaan di tingkat distributor. Fluktuasi permintaan dan kemampuan pemasok yang berubah sepanjang waktu mengakibatkan rantai pasok berkembang sepanjang waktu dan bersifat dinamis. Situasi dinamis ini juga yang mengakibatkan terjadinya variasi sistem sepanjang waktu. Dalam penerapan manajemen rantai pasok pada sektor agroindustri adalah perhatian lebih terhadap karakteristik bahan baku. Agroindustri adalah salah satu tipe industri yang mengolah komoditas pertanian menjadi produk tertentu. Ciri utama dari bahan baku agroindustri adalah bersifat curah, musiman dan mudah rusak. Manajemen rantai pasok agroindustri dihadapkan pada tingkat kompleksitas yang dipicu oleh karakteristik bahan baku tersebut. Konsep keberlanjutan menjadi sangat relevan diterapkan untuk mampu bersaing.
Strategi Dalam Mengembangkan Agroindustri