Sang pertapa kini mengerti bahwa semua makhluk hidup saling terhubung satu sama lain. Ia merasakan kasih sayang tak terbatas pada semua ciptaan Tuhan. Hidupnya saat ini terasa penuh arti dan makna. Ia telah menemukan kedamaian abadi meski berada di tengah keterbatasan duniawi.
Beliau bertapa berlangsung lama di bukit itu, sehingga batu yang ia duduki berubah bentuk dari batu biasa menjadi batu yang menyerupai kursi. Seiring berjalannya waktu dengan bertapa, pada akhirnya beliau "Moksa", yaitu kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian, atau merujuk sebagai nirwana. Untuk mencapai moksa, seseorang perlu mencapai kesadaran akan "sang diri" (atma-jnana) dan melakukan berbagai macam yoga, seperti Bhakti, Karma, dan Jnana. Untuk mencapai tingkat kesadaran atau pengalaman yang melampaui batas-batas pengalaman manusia biasa, terutama dalam bidang keagamaan atau spiritual tertentu dengan melepaskan diri sepenuhnya dari pengalaman dunia fisik atau nyata. Beliau hanya meninggalkan batu berupa kursi (Gunung Kursi) yang didudukin sebagai tempat bertapa.
Sang pertapa yang telah mencapai moksa dan menghilang entah kemana telah meninggalkan gunung tempatnya bertapa. Gunung yang disebut "Gunung Kursi" itu kini menjadi tempat keramat bagi warga sekitar. Mereka percaya bahwa gunung itu memiliki kekuatan magis.
Beberapa warga bahkan sering melihat penampakan sosok pertapa duduk bertahta di batu besar di puncak Gunung Kursi. Namun ketika mereka mendekat, sosok itu menghilang secara misterius. Hal ini semakin memperkuat keyakinan warga akan kekeramatan Gunung Kursi.
Suatu ketika, seorang pemuda bernama Joko sedang mencari kayu bakar di kaki Gunung Kursi. Tiba-tiba ia tersesat dan berakhir di puncak gunung. Joko pun duduk di batu besar tempat sang pertapa dahulu bertapa untuk beristirahat.
Tiba-tiba terdengar suara gaib memanggil nama Joko.
"Joko..., Joko...," Suara gaib yang memanggil nama Joko.Â
"Siapa itu memanggilku? Apakah ada orang di sini?" kata Joko dengan raut muka terkejut dan penasaran.
Joko pun mencari asal suara itu tapi tidak menemukan siapapun, lalu mencari sekeliling tapi tidak menemukan siapa-siapa.
"Joko, ini aku, pertapa di gunung kursi ini. kau harus menjaga dan merawat tempat keramat ini." Suara gaib itu kembali terdengar.
 "Suara siapa ini? Mengapa aku harus menjaga dan merawat gunung kursi ini?" kata Joko sambil kebingungan.