Ada banyak yang bisa dicermati dari sudah-paham al-ism dan al-musamma. KTP-ne Islam tapi suka buang sampah sembarangan. Itu ism-nya tetap dia orang Islam tapi bukan begitu yang disebut (al-musamma bil) Islam.
Menggunakan al-ism dan al-musamma salah satu pengetahuannya berguna untuk melihat kenapa susunan yaa sin yang di atasnya ada harokatnya itu tidak pernah dibaca yaaa saaa. Iya, tentang cara membaca huruf Hijaiyah dalam ayat al-Qur'an.
Sebentar. Hijaiyah itu, haja yahju hajwan hija-an, oleh Mbah Yai Warsun (Allah yarham) dituliskan dengan beberapa makna. Dari Arab ke Indonesia. Dari mulai memfitnah, mencaci, menyindir, mengejek, menjadi, hingga mengeja, mengajar tergantung hubungan syntagmatic-nya dengan siapa dia berpasangan. Misalnya menggigit ketika digandengkan dengan anjing dan dingin, anjing yang menggigit dan dingin yang menggigit, tentu pembaca sudah paham.
Hijaiyah, di urusan baca-baca ayat tentu bermakna mengeja. Atau, mengajar mengeja. Nama hijaiyah digunakan untuk sebutan huruf-huruf dalam bahasa Arab seperti alphabet untuk huruf Latin atau Kanji untuk huruf Jepang atau hanacaraka Jawa. Disebut hijaiyah, mungkin, karena memang bisa dieja. Seperti lam dhommah mateni ro diwoco rollll itu. Bodrex tidak bisa dieja b.o bo drex e drex, karena memang tidak tersusun dari huruf hijaiyah.
Susunan huruf hijaiyah dalam ayat al-qur'an ada dua cara bacanya. Yang terbanyak dibaca dengan musamma-nya. Gini:
"huruf ta' itu bagaimana sih?"
"ta' yang mana. Kalau ada tanda baca fathah, ya dibaca ta. Ada juga yang ti atau tu, atau at jika dihentiikan membacanya. Ta' ya seperti itu, seperti boto, bukan seperti kethak"
Ini yang disebut dengan membaca dengan musamma-nya. Selain huruf-huruf di awal surat itu, semua huruf dalam ayat dibaca dengan al-musamma-nya.
Kalau susunan huruf Hijaiyah di awal surat itu beda. Dia dibaca dengan al-ism-nya. Dengan nama personalnya. Huruf-huruf hijaiyah ada punya nama tunggal seperti alif dan mim, ada yang punya nama ganda seperti ba ta tsa, ada juga yang orang menyebutnya dengan banyak varian seperti za za' zay ziy.
Huruf Hijaiyah sebagai huruf muqoththo'ah (huruf yang mbacanya terputus-putus itu) yang ada di awal surat itu ada empat belas. Semua huruf itu jelas susunan yang indah, dan tentu ada rahasianya (nassun hakiimun qoothi'un, lahu sirrun, nun shod ha' kaf ya' mim qof alif tho' 'ayn lam ha' sin dan ro'). Mereka dibaca dengan nama-dirinya.
Huruf yang punya nama ganda, ro, misalnya, yang biasa disebut ro atau ro', dibaca lepas dan dihentikan, saat sebagai huruf muqotho'ah dia dibaca dalam nama-lepasnya, ro bukan ro'. Huruf ini ketika ditulis namanya terdiri dari dua huruf ro dan alif yang dibaca ro, atau ditulis dengan ro' alif hamzah yang dibaca ro'. Karakter huruf ini dibaca dengan durasi dua gerakan, ro-o.
Huruf yang punya nama tunggal, seperti shod, ketika ditulis namanya terdiri tiga huruf yaitu shod alif dan dal; seperti juga mim yang ketika ditulis namanya terdiri mim ya' mim. Karakter huruf ini dibaca dengan durasi seperti membaca akhir ayat dengan huruf hidup yang dimatikan, diwaqafkan. Dibaca panjang, shoood, miiiim
Ketika huruf-huruf itu bertemu dengan huruf setelahnya, aturan bacaan tetap berlaku. Misalnya alif lam ro, alif laaaam ro. Ada mim mati di akhir nama lam yang bersanding dengan ro, maka bacanya tetap harus dibaca jelas sebagaimana aturan idzhar safawi, alif laaaaam ro, tidak boleh dibaca alim laaammm (tidak boleh mendengung mingkem) ro.
Misal lagi, alim lam mim. Ada mim mati di akhir nama huruf lam bertemu mim di awal nama huruf mim, maka membacanya menjadi panjang dan mingkem lama dulu, alif laaaammmmm mmmmm miiim
Kalau ada dua karakter huruf dengan nama tunggal dan nama ganda bertemu, aturan tetap berlaku untuk masing-masing. Yaasin, dibaca ya siiiin, tidak yaaaaaaaa sin, tidak boleh juga dengan ya' siiin. Hamim, dibaca ha miiiim, bukan ha' mim, tidak juga dengan haaaaaaaa miiiimmm, kedawan, Tadz.
Kaf ha ya 'ayn, ya begitulah dibacanya. Kaaaaf ha ya 'ayyyyyyyyngggggg shooodd, jangan lupa ada nun di akhir nama 'ayn yang bertemu shod. Ini tidak boleh dibaca ka ha ya 'aa shooo, walaupun di atas huruf-huruf itu ada harokatnya. Harokat-harokat itu bukan difungsikan sebagai tanda baca seperti membaca dengan musamma-nya, tetapi tanda itu difungsikan sebagai seberapa panjang mesti dibacanya.
Jika ada harokat berdiri di atas huruf, maka segeralah lari pindah. Seperti ha, ro, ya. Jika ada harokat seperti tanda tak terhingga dalam Matematika, itu tandanya kudu alon-alon, mbacanya panjang, ojo mlayu-mlayu kesusu, ono harokat turu.
Kalau tanda harokat di 'ayn sin qof dibaca sebagai tanda fathah dan membaca aa sa qoo, maka alif lam mim akan dibaca alaaaaaaaammmmmaaaaaa'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H