Mohon tunggu...
Rokhaitul Jannah
Rokhaitul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sekretaris Umum HMI Komisariat FITK Korkom Walisongo Semarang

Menulis adalah cara kita meninggalkan jejak bahwa kita pernah hidup di dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ta'awudz: Wajibkah Dibaca Sebelum Membaca Al-Qur'an?

26 Mei 2024   10:25 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:42 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayat yang diduga berasal dari bisikan syaitan tersebut menimbulkan keprihatinan. Selain itu ada satu kejadian penting, yaitu kerja keras nabi untuk segera menerima dan menyampaikan Kalam Allah. Nabi pernah terburu-buru dalam hal tersebut, dan itu menimbulkan turunnya teguran dari Allah, yang terdapat dalam surat Al-Qiyamah ayat 16:

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ

Artinya: Jangan engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya.

Kecemasan-kecemasan Nabi seperti itulah yang menjadi sebab turunlah surat An-Nahl ayat 98 ini, sebagai bukti perlindungan nabi kepada Allah dari bisikan para syaitan. Karena jika pada saat itu syaitan merasuki nabi untuk melafadzkan ayat-ayat yang tidak benar seperti yang terdapat dalam surat An-Najm, maka ayat-ayat tersebut akan abadi hingga sekarang. Hal tersebut akan sangat berdambak pada imat Islam saat ini, baik dari segi pemikiran, pemahaman, bahkan hingga dari segi keimanan.

Dengan turunya ayat tersebut menjadi bukti bahwa syair yang disampaikan nabi adalah Kalam Allah yang dibisikkan oleh malaikat Jibril. Kemurnian dan keaslian Al-Qur'an juga ditegaskan kembali dalam surat lain, Al-Haqqah ayat 40-43. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Al-Qur'an bukanlah hasil karya seorang penyair atau tukang tenung namun perkataan utusan yang mulia. Hal ini menguatkan pemahaman bahwa Al-Qur'an adalah wahyu ilahi yang murni.

اِنَّهٗ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍۙ وَّمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍۗ قَلِيْلًا مَّا تُؤْمِنُوْنَ وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ

Artinya: "Sesungguhnya ia (Al-Qur'an) itu benar-benar wahyu yang diturunkan kepada Rasul yang mulia. Dan ia (Al-Qur'an) itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan Al-Qur'an itu bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengingatnya"

Dengan demikian, surat An-Nahl ayat 98 bukanlah dalil untuk wajibnya membaca Ta'awudz sebelum membaca Al-Qur'an, melainkan merupakan catatan historis dan sosiologis. Untuk menjaga keaslian Al-Qur'an sebagai Kalam Allah dengan ayat ini yang diyakini mampu melindungi nabi ari bisikan para syaitan.

Sedangkan mengenai hukum membaca Ta'awudz sebelum membaca al-Qur'an bagi umat Islam tidaklah wajib. Karena dengan membaca atau tidak membacanya umat Islam sebelum membaca Al-Qur'an tidak akan merubah lafadz Al-Qur'an, karena lafadznya telah tertulis dengan jelas.

Umat Islam seharusnya lebih bisa memahami makna ayat dan cara penggunaannya  melalui kisah Asbabun Nuzulnya. Setelah itu bisa menyambungkan dengan ayat-ayat lain yang ada dalam Al-Qur'an sehingga bisa mendapatkan pemahaman terhadap agama dengan penuh, dalam, dan tepat. Agar pada akhirnya tidak terjadi lagi kesalahan dalam memfungsikan ayat Al-qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun