awal tahun 2020 dunia dilanda pandemi tak terkecuali Indonesia. kegiatan dan aktifitas masyarakat sedikit demi sedikit dibatasi demi pandemi agar tidak berkepanjangan. tidak hanya aktfitas masyarakat yang terkena impasnya, perekonomian banyak negarapun lumpuh dan tidak sedikit masyarakat harus rela kehilangan pemasukan bahkan harus rela kehilangan pekerjaannya.Â
semakin lama korban virus corona semakin bertambah, dan menambah masa pembatasan aktifitas masyarakat  sehingga mereka tidak produktif sementara waktu. berbagai cara dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 mulai dari kewajiban pakai masker, ketentuan jaga jarak di berbagai tempat perkumpulan dan tempat ibadah, dan masih banyak lagi.
Indonesia sebagai salah satu negara yang juga terpapar memiliki data masyarakat meninggal disebabkan covid-19 yang cukup memprihatinkan.dimasa new normal untuk data pertanggal 18 Juli 2020 saja jumlah orang yang meninggal mencapai 4 ribu lebih dari berbagai daerah. namun demikian jumlah yang sembuh jauh lebih banyak yaitu 40 ribu lebih dan setiap hari selalu meningkat jumlahnya.Â
dibidang pendidikan, sistim belajar mengajar menjadi serba online, siswa harus ikut metode  sekolah dengan sitim daring dengan berbagai kendala. masyarakat tentu tidak akan betah jika harus berdiam diri dirumah tanpa penghasilan, sehingga banyak masyarakat pada akhirnya enggan mengikuti aturan pemerintah mematuhi protokoler dan bersikap acuh  tidak acuh terhadap larangan berkerumun.
kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya covid-19 semakin menurun, apalagi ditambah dengan isu-isu bisnis beberapa oknum dokter yang menjadikan masa pandemi ini sebagaia ladang "jual beli" yang terlarang.Â
kesadaran masyarakat dalam hal pentingnya  mencegah penularan dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat dipandang perlu ditanamkan kembali, maka dari itu harus ada langkah lebih lanjut untuk membuat hal tersebut bisa terealisasi sehingga pandemi segera berakhir dan tidak berkepanjangan.
tahun 2020 menjadi awal tugas mahasiswa khususnya tingkat tinggi untuk membantu negara dalam hal memutus mata rantai penyebaran covid-19 dengan menanamkan kesadaran kepada masyarakat lewat pengabdian.Pengabidain masyarakat LPPM Universitas Trunojoyo Madura sebagai satu-satunya kampus negeri di Madura menerapkan metode pengabdian di daerah masing-masing mahasiswa  guna membantu masyarakat mengenal, dan memahami bahaya covid-19 serta menjelaskan cara-cara menghadapinya.
berbagai program kerja disusun dan dikerjakan oleh mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing lapang (DPL) secara individu di desa masing-masing mulai dari pembuatan teknologi tepat guna ntuk  masyarakat, media pembelajaran untuk pelajar, serta penyuluhan dan sosialisasi terkait covid-19.Â
di masa new normal sebagian siswa yang berada di zona hijau sudah mulai menjalani MOS (masa orientasi sekolah) sesuai protokol kesehatan, hal ini menjadi salah satu target mahasiswa UTM untuk membantu para pelajar mengenal dan menghadapi covid-19 tanpa mengganggu proses belajar mengajar. para mahasiswa melakukan sosialisasi dengan menjelaskan pentingnya jaga jarak dimasa pandemi dan pentingnya menggunakan masker ketika keluar rumah dan akan melakukan kontak dengan sekitar.
mahasiswa juga mengajarkan cara membuat handsanitizer dengan bahan-bahan yang gampang didapatkan di area sekitar desa mengingat harga handsanitizer yang semakin mahal. pembagian masker secara gratispun dijadikan sebagai salaha satu program kerja mahasiswa yang targetnya adalah pengguna jalan yang potensi terkena penyebaran virus lebih tinggi.
pengabdian masyarakat LPPM UTM 2020 dilakukan selama kurang lebih 26 hari dengan metode daring, mahasiswa diharuskan memposting setiap kegiatan yang dilakukan setiap hari di logbook resmi kampus untuk penilaian secara individu. mahasiswa yang menjalani masa pengabdian dikelompokkan menjadi 15 orang setiap kelompok dan setiap DPL membawahi beberapa kelompok pengabdian untuk dibimbing dan dimonev untuk memastikan bahwa pengabdian kepada masyarakat benar-benar dijalankan dan masyarakat mendapat manfaat.
Yuni Rimawati, SE, MSAk, Ak, CA adalah salah satu dosen pembimbing lapang yang membawahi kelompok 33 telah memonev beberapa lokasi mahasiswa yang melakukan pengabdian kepada masyarakat dari satu daerah ke daerah lain yang lokasinya berjauhan. Tidak semua lokasi mahasiswa bisa didatangi DPL, karena tidak sedikit mahasiswa yang tinggal di desa yang statusnya masih dalam zona merah dan tidak boleh ada kunjungan dari luar. maka dari itu perlu kerja keras dari masing-masing DPL (dosen pembimbing lapang) untuk bisa menjangkau mahasiswa yang perlu bimbingan selama masa pengabdian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H