Kalian pernah terbangun di tengah malam, ibumu tengah menangis dalam doa yan membuat dirinya terus tenggelam, mendoakanmu agar selalu kuat hidup di dunia kejam.
Sembari mengutuk hari langkah ini terus berlari, menuju barat dahi mentari.
Ibu,kamu dimana,Â
Aku rindu hadiahmu tempo hari, kau mengelus rambutku, anakmu yang tidak tahu diri,
Ibu, senyummu selalu berseri, samar-samar ku lihat di dahi mentari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!