Ambilkan cangkir buat sebungkus kopi
Penghilang kantuk yang membikin ngilu
Indahkan takdir yang di hadapi
Jangan biasakan mengutuk masa lalu
Mainkan gitar hapus amarah
Emosi jangan biarkan menjelma
Fikir boleh berputar tak berarah
Tapi hati tak pantas selalu dilema
Berbaring lemas di tanah lapang
Sifat lupa janganlah di maki
Jika arah sudah terpampang
Untuk apa masih melirik jejak kaki
Ingin hati menjadi seorang guru
Cita-cita dan angan sejak dulu
Belajar menggores hal baru
Bukan mengenang yang telah berlalu
Kertas putihku tinggal secarik
Ku gantungkan dengan satu peniti
Satu langkah lambat itu baik
Dari pada mundur satu sentiÂ
Buah durian kupas kulitnya
Maka isinya tinggal di nikmati
Kenangan yang terasa begitu pahitnya
Akan terasa manisnya suatu saat nanti
Biarlah hilang satu benda
Hanya sebuah tempat menaruh garam
Benarlah air mata itu ada
Tapi bukan untuk mengingat masa suram
Hewan melata pemakan tumbuhan
Aneh rasanya jika di perrhatikan
Kita manusia tercipta dengan keteguhan
Maka saatnya sekarang membuktikan
Lihatlah dia si penjual bayam
Terus berjualan dengan penuh keyakinan
Teruntuk kita semua yang masih diam
Lihat kedepan masih panjang perjalanan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H