Mohon tunggu...
Roiyul Mufidah
Roiyul Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama yang kerap lupa diingat, tetapi abadi terikat. Aku adalah sang Panda insomnia yang selalu bermimpi di kala malam tiba.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemajuan Teknologi Dirgantara, Kawan atau Lawan?

22 Mei 2022   00:15 Diperbarui: 22 Mei 2022   00:23 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri 4.0 telah melahirkan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan semakin maju dalam waktu yang cepat dan drastis. Adanya perkembangan ini telah mengubah kehidupan manusia dalam segala aspek dan bidang kegiatan. Salah satunya adalah bidang kemiliteran. Semakin majunya teknologi melahirkan alutsista terbaru dan canggih guna mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan efektif dan efisien. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi yang pesat ini apakah menjadi teman yang mendukung atau lawan yang malah mendorong ke jurang?

Perkembangan teknologi militer saat ini semakin pesat. Dalam buku berjudul "Dirgantara Nusantara", Samyoga, seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara menyebutkan bahwa era industri 4.0 telah melahirkan teknologi berbasis  digital 5G, big data, dan artifial intelligence (AI) yang dapat mengubah strategi peran dan taktik tempur dalam dunia militer (2022: 86). Teknologi tersebut menuntut negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang, ikut mengintegrasi sistem pertahanan udara dan alutsista dengan teknologi terbaru dan canggih guna menandingi negara lainnya yang sudah lebih baru, maju, dan kuat. Apabila suatu negara gagal mengikuti perkembangan yang ada dan terjebak dalam mimpi buruk. Dalam hal ini, kemajuan teknologi saat ini bisa menjadi kawan sekaligus lawan.

Maka dari itu perlunya suatu negara mengikuti dan meningkatkan sistem persenjataan guna menandingi sistem persenjataan negara lainnya. Adapun Beberapa perkembangan sistem persenjataan (alutsista) matra udara dengan teknologi terkini yang efisien dan efektif dalam menghadapi konflik atau peperangan, sebagai berikut.

  1. Rudal Hipersonik
    Rudal hipersonik adalah peluru kendali yang kecepatannya melebihi lima kali kecepatan suara. Dengan kecepatan dan kemampuannya untuk bermanuver menuju target mampu membuat senjata mematikan tersebut sulit untuk dilacak dan ditembak jatuh. Senjata mematikan ini telah dikembangkan oleh beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia.
    Berbeda dengan rudal balistik yang memiliki trajektori bersifat parabolik, rudal hipersonik memiliki trajektori non-parabolik. Dengan trajektorinya tersebut membuat lintasan rudal hipersonik bersifat acak sehingga sulit untuk dideteksi dan dicegat, ditambah dengan kecepatannya yang sangat tinggi. Negara saat ini yang paling banyak mengembangkan rudal jenis ini adalah Rusia.

  2. Pesawat Tempur Generasi Enam
    Pesawat tempur generasi enam merupakan pesawat jet tempur kelas konseptual yang didesain lebih maju daripada jet tempur generasi kelima yang masih terus dikembangkan oleh beberapa negara. Karakter pesawat tempur ini memiliki kemampuan sulit terdeteksi, dapat dikendalikan dari jarak jauh, dan kelincahan yang lebih dari pesawat tempur sebelumnya. Peningkatan kemampuan tersebut sekaligus menjadi kemunculan pesawat tempur generasi enam.
    Ciri yang melekat pada pesawat tempur generasi enam adalah teknologi siluman dalam mengalihkan arah gelombang elektromagnetik agar tidak kembali oleh radar lawan. Kemampuan tersebut dibangun dari bentuk pesawat dan lapisan kulit pesawat yang mampu menyerap emisi radar. Negara-negara sampai saat ini mengembangkan pesawat tempur terbaru ini adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina, dan Rusia.

  3. Drone Modern
    Drone atau pesawat terbang tanpa awak merupakan salah satu senjata yang mampu membuat pasukan dapat mengerahkan senjata dari jarak jauh. Pemakaian jenis alutsista ini dapat dikendalikan jarah jauh dan membantu militer membatasi kematian akibat peperangan. Pemanfaatan drone telah dilakukan oleh beberapa negara dalam peperangan, seperti  Armenia dan Azerbaijan pada tahun 2020, Palestina dan Israel, Ukraina dan Rusia.

Beberapa persenjataan militer terkini di atas menyadarkan Indonesia untuk meningkatkan sistem pertahanan baik udara, darat, laut, antariksa, maupun siber dalam mempertahankan dan menjaga kedaulatan negara. Dengan semakin pesatnya teknologi seiring perkembangan zaman, sistem pertahanan nasional masih perlu dikembangkan secara efektif dan efisien guna menyaingi perkembangan persenjataan negara-negara lain. Apabila suatu hari terjadi konflik yang tidak diinginkan, maka Indonesia pun telah siap dengan segala strategi dan sistem pertahanan yang maju dan kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun