Mohon tunggu...
Roiyul Mufidah
Roiyul Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama yang kerap lupa diingat, tetapi abadi terikat. Aku adalah sang Panda insomnia yang selalu bermimpi di kala malam tiba.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mari Mengasah Public Speaking Sejak Dini

21 April 2022   12:00 Diperbarui: 25 April 2022   09:38 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Public speaking merupakan seni kemampuan berbicara yang efektif di hadapan sekelompok orang dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian yang optimal serta dapat mengajak pendengar melakukan apa yang dikatakan. 

Public speaking  tidak hanya sekadar menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi juga harus bisa menghibur dan meyakinkan pendengar. Seorang komunikator harus bisa menyampaikan materi yang asyik agar khalayak tidak merasa bosan. 

Itulah mengapa seorang public speaker dituntut untuk lancar berbicara, dapat mengontrol emosi, memilih kata yang baik, dan menggunakan intonasi yang benar. 

Maka daripada itu, dalam menyampaikan informasi hendaknya dibarengi dengan teknik-teknik public speaking  yang tidak membuat khalayak jenuh sehingga pendengar memperhatikan pesan yang disampaikan oleh komunikator dan pembicaraan terkesan spesial.

Dalam bidang pekerjaan apapun, public speaking menjadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Menjadi siswa ataupun mahasiswa, public speaking dibutuhkan dalam ranah kegiatan apapun seperti dalam hal berorganisasi atau presentasi di depan kelas untuk mendapatkan nilai yang bagus, wawancara ketika melamar kerja, presentasi di depan klien, atau mempromosikan usahamu di berbagai media seperti tiktok, instagram, atau youtube, atau bahkan ketika mengutarakan pendapatmu kepada orang lain.

Public speaking memang sebenarnya telah sejak lama menjadi keterampilan yang banyak dicari, namun tidak banyak orang yang benar-benar mampu menguasainya lebih dalam. 

Tentu hal tersebut bukan menjadi masalah yang besar, tetapi setidaknya kita berlatih dan mengasah kemampuan berbicara kita di depan orang banyak.

“Tidak ada yang tidak bisa, yang ada mau atau tidak mau. Public speaking itu bukan bakat, tetapi minat yang perlu diasah,” tukas Astuti dalam bukunya berjudul Formula Komunikasi.

Tentu saja, belajar public speaking bukan perkara yang mudah. Namun, dengan banyaknya referensi yang dapat kita pelajari dari hal yang paling sederhana yakni meningkatkan kepercayaan diri di depan kamera, misalnya membuat video joget, dance, tutorial di tiktok atau reels intagram. 

Dengan langkah sederhana seperti itu, bisa dilakukan meskipun tidak menampak wajah ketika berbicara atau hanya sekedar menampakkan wajah tanpa berbicara dapat meningkatkan kepercayaan diri kita. Selanjutnya, jika sudah terbiasa dapat dilakukan dengan menampakkan wajah dan berbicara.

Berbicara di depan banyak orang memang tampak sangat menakutkan dalam konteks public sepaking bagi sebagian orang. Ketika menyalakan gmeet atau zoom ketika meeting atau saat sedang kelas, ada gejolak takut dan grogi sehingga kata demi kata terlontar patah-patah, bahkan pikiran nge-blank seketika, tidak tahu harus berbicara apa. 

Hal-hal tersebut sangat umum terjadi pada pemula yang masih sangat awam melakukan public speaking. Itu tandanya kemampuan public speaking masih harus diasah dengan konsisten berlatih dan membiasakan diri untuk berbicara di depan banyak orang, setidaknya mulai dari keluarga besar atau teman sekelas saat ada acara rapat atau sekadar berkumpul saja.

Maka dari itu, pentingnya mengasah public speaking sejak dini untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berkreasi dan berkarir. Jadi, mari berani memulai atau tidak sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun