Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Menakar Pidato 10 November serta Relevansinya di jaman sekarang

10 November 2019   10:53 Diperbarui: 10 November 2019   18:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sunday-digital.com

Bung Tomo 74 tahun lalu sukses 'membakar' semangat juang pemuda Surabaya, melalui narasinya ia sukses menyihir, memainkan emosi, menjadi narator ulung kala itu. Lantas masih relevan kah pidato itu dijaman sekarang?

Jaman dimana kebebasan individu dijunjung tinggi, hak milik di elu-elukan dan privasi diumbar-umbar.

Jaman dimana keterbukaan informasi, pansos dan siapa yang paling terkenal adalah juaranya.

Kita hidup dijaman dimana popolaritas adalah tujuan hidup. Semua ingin populer dengan caranya masing2, mau apa pekerjaannya mau seperti apa latar belakang orang tuanya semua ingin populer.

Kita hidup dijaman dimana listrik adalah infus kehidupan, mau di tempat kerja,rumah, rumah makan, cafe, ruang publik, taman semua harus ada colokan listrik.

Kita hidup dijaman dimana gadget adalah tuan, sedangkan pengguna adalah budaknya. 3/4 waktu kita bisa habis karena gadget. Kalau tuhan tak menciptakan kantuk, kalau tuhan tak mencipta suntu, tentulah kami ini tak akan beristirahat.

Tentunya tidak ada kata cukup, segala informasi, segala aktifitas bahkan mampu kita lakukan hanya dengan sentuhan ibu jari, sungguh dunia dalam genggaman.

Bung, kita hidup dijaman internet adalah 'kebutuhan primer' sedang sandang papan pangan adalah kebutuhan sekunder. Tak jarang orang lupa akan kebutuhan rohani dan jasmaninya hanya lebih mementingkan berselancar di dunia maya.

Bung, kita hidup dijaman dimana uang adalah raja, sedang manusia adalah jongosnya. Manusia rela kerja apapun demi mendapatkan uang, tak pandang pagi,siang,malam. Uang telah membelenggu manusia.

Kita hidup dijaman sosial media adalah daily life, tempat mencurahkan segala kegiatan sehari-hari.

Update status, berkomentar, memforwad informasi, menyebarkan informasi adalah keseharian di dunia maya. Raga di dunia nyata, jiwa di dunia maya. Privasi diumar umbar. Dulu masalah kehidupan dijaga baik-baik, sekarang aib dipublikasi. Mulai dari makan dengan siapa, ada dimana, akan mudah untuk melacaknya.

Story dibalas story, konten youtube dibalas konten, live youtube, instagram berisi umpatan2, kekesalan tumpah dikolom komentar.

Kita hidup dijaman media sosial adalah tuhan, tempat keluh kesah dan memohon doa. Media sosial nampaknya mengalihkan dunia nyata. Padahal segala macam persoalan hidup yang harus dijalani di dunia nyata takan usai hanya dengan curhat di media sosial.

Bung Tomo, kita tak tahu apakah kehidupan saat ini bisa lebih baik dibanding penjajahan dulu. Apakah dengan tidak ada belenggu penjajahan kita bisa lebih baik? Apakah kita ini sudah benar-benar merdeka? 

Seperti pidato yang pernah bung Tomo gelorakan kala itu "Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka. Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka. Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI".

Memang nampaknya kita akan hancur lebur jika tidak mampu melawan diri sendiri. Waktunya kita merdeka atas diri sediri dengan tidak menghabiskan waktu di dunia maya, hanya untuk membuang-buang waktu. 

Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka dari penjajahan atas diri sendiri. 

Hal semacam ini tidak lain adalah cara kita mengambil nilai-nilai kepahlawanan dari bung Tomo, agar beliau bisa tersenyum manis di alam sana. 

Selamat hari pahlawan nasional, mari menjadi pahlawan masa kini, dengan mengabdi sesuai profesi dan keahlian masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun