Mohon tunggu...
Roisatunnisa
Roisatunnisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halo! Salam kenal, saya Rois. Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas Jakarta. Mohon dukungannya untuk akun ini. Sangat menerima kritik dan sarannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Rianto, Sang Penjaga Hijau di Tengah Kehidupan Urban

6 Januari 2025   21:53 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah sudut kecil di kawasan perkotaan Rianto seorang pria berusia 38 tahun, menjalani kehidupan yang sederhana namun penuh makna. Ia adalah seorang penjual tanaman yang mengelola usaha bernama Rian Flora. Dengan dedikasi dan cinta terhadap alam, Rianto berhasil menghidupi keluarganya, menginspirasi banyak orang, dan berkontribusi pada penghijauan lingkungan.

"Manusia butuh oksigen," ujar Rianto tegas. Ia memulai usahanya sekitar tujuh hingga delapan tahun yang lalu, bukan sekadar untuk mencari nafkah, tetapi dari hobi yang ia cintai. Rianto percaya bahwa tanaman bukan hanya pelengkap estetika, tetapi juga solusi untuk berbagai masalah lingkungan seperti polusi. Baginya, "Tanaman itu bukan sekadar bisnis, tapi hobi. Berawal dari kesenangan." Dengan pemahaman ini, ia terus mendorong pentingnya penghijauan, terutama di daerah perkotaan yang semakin tergerus oleh pembangunan.

Hari-hari Rianto diisi dengan kegiatan rutin yang mencerminkan kecintaannya terhadap tanaman. Dari membuat polybag, pembibitan, hingga pemupukan, semuanya ia lakukan dengan telaten. "Kalau ada yang beli, ya kita jual," katanya dengan nada santai. Proses merawat tanaman baginya adalah terapi yang menenangkan. "Anggap saja seperti merawat anak," ujarnya. Namun, ia menambahkan bahwa merawat tanaman lebih mudah dibandingkan mengasuh anak. "Tanaman tidak perlu disuruh, mereka mengikuti saja." Bahkan, Rianto menyebut perawatan tanaman sebagai cara untuk menghilangkan stres setelah seharian bekerja.

Rianto mengakui bahwa perubahan cuaca menjadi tantangan utama dalam merawat tanaman. Ia harus menyiram tanaman dua kali lebih sering daripada biasanya. Jika tidak dirawat dengan baik, tanaman bisa mati. "Tantangannya cuma satu, nggak keurus," jelasnya. Baginya, tumbuhan juga makhluk hidup yang ingin bertahan, dan ia merasa berdosa jika tidak merawatnya dengan baik. Ia mengibaratkan tanaman sebagai bayi yang membutuhkan perhatian penuh.

Selain itu, cuaca ekstrem kerap kali menjadi masalah. Daun-daun yang kering dan tanaman yang mati menjadi pemandangan yang biasa. Untuk itu, Rianto memberikan perhatian ekstra, memastikan semua tanaman tetap dalam kondisi terbaiknya.

Dari usahanya ini, Rianto mampu mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. "Kalau sudah berkah, semuanya menjadi cukup," katanya dengan penuh rasa syukur. Ia juga mempekerjakan tiga hingga empat karyawan dengan gaji sekitar tiga juta rupiah per bulan, memberikan kontribusi bagi perekonomian lokal. "Yang penting, kita berbagi rezeki," tambahnya. Usaha ini tidak hanya memberikan penghidupan, tetapi juga rasa bangga. Rianto merasa bahwa ia telah memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Baginya, tanaman adalah sumber berkah yang tidak ternilai.

Perjalanan hidup Rianto tidak selalu mulus. Ia pernah mengalami kebangkrutan total delapan tahun lalu akibat tertipu. Namun, ia bangkit kembali dengan memulai usaha kecil-kecilan bersama istrinya yang menjual minuman ringan. Dari pengalaman pahit itu, ia belajar untuk bersikap jujur, yakin, dan baik kepada sesama. "Dengan doa dan ibadah, alhamdulillah saya bisa mencukupi kebutuhan hidup," ungkapnya dengan penuh syukur. Rianto tidak hanya menjual tanaman, tetapi juga memberikan edukasi kepada pelanggannya. Ia selalu memastikan pelanggan memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi rumah mereka. "Kalau nggak tahu jenisnya, nanti tanamannya mati, kasihan dong," katanya. Konsultasi ini menjadi bagian penting dari pelayanannya.

Di tengah berbagai tantangan, Rianto tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan. Ia menekankan pentingnya penghijauan sebagai solusi untuk mengatasi kerusakan hutan dan polusi udara. "Kalau nggak ada tanaman, kita bisa mati. Bayangkan kalau kita harus bayar oksigen, berapa puluh juta itu?" tanyanya retoris. Rianto adalah sosok yang menunjukkan bahwa kesederhanaan dan ketulusan dapat menciptakan dampak besar. Dari sudut kecil di tengah kota, ia menginspirasi banyak orang untuk mencintai lingkungan dan hidup dalam harmoni dengan alam. Baginya, tanaman bukan hanya bisnis, melainkan berkah yang tak ternilai. Melalui ketekunan dan cinta terhadap alam, Rianto membuktikan bahwa kehidupan yang hijau bukan sekadar impian, tetapi sebuah harapan yang dapat diwujudkan.

Untuk tetap relevan, Rianto juga memberikan layanan konsultasi kepada pelanggannya. Ia memastikan bahwa setiap tanaman yang dibeli cocok dengan lingkungan tempat tinggal pelanggan. "Kalau nggak tahu jenisnya, nanti tanamannya mati, kasihan dong," katanya. Edukasi ini menjadi bagian penting dari pelayanan yang ia tawarkan.

Rianto juga menyampaikan harapannya agar generasi muda mencintai lingkungan. "Kalau kita sudah mencintai, insyaallah rezeki itu datang dari mana saja," katanya. Ia mendorong anak muda untuk berkontribusi dalam sektor pertanian, meskipun pendidikan tinggi tetap penting. "Sekolah tinggi bagus, tapi usaha juga bisa membawa keberhasilan," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun