Mohon tunggu...
Roisa Enfanany
Roisa Enfanany Mohon Tunggu... -

just an ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secuil Harapan untuk Sang Kartini Masa Kini

15 Mei 2012   12:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan sore itu tiada henti menambah kemelud saja di hati yang tengah terluka

Kelam tak dapat di usir petirpun tak jua bisa ditolak, seberapa lama lagi?

Kadangkala kebisuan ini terpecah dengan hembusan nafas setengah parau, sungguh menyayat hati yang menyaksikannya

Terkadang tiada henti sang petir mengagetkan lamunan si cantik nan jelita itu

Tak henti berfikir tentang sejauh mana genangan air di depan itu akan memenuhi kubangannya dan lalu mengosongkannya

Mampukah air itu tetap memenuhi sang kubangan yang bila kosong akan menjatuhkan nantinya?

Sejenak ada siluet terang melintasi pandangan mata ini begitu kabur dan mengejutkan

Apakah gerangan sebuah pertanda hujan akan reda? Ataukah sang air yang berkuasa senja ini akan terus meramaikan bumi yang begitu sepi ini?

Tapi si cantik tak henti tersenyum manis mempesona begitu memukau siapapun yang memandangnya, siapapun yang melintasinya, siapapun yang menghirup aroma tubuhnya, siapapun itu, yah siapapun itu

Begitu besar harapan tertuju padanya, dengan atau tidak adanya hujan

Harapan it uterus muncul dan tertancap pada benak semua insane

Senja ini akan berakhir bahagia dengan atau tnpa adanya hujan

Karena si cantik itu tak henti menebar senyum menawannya

Padanya terdapat lumbung asa yang tak pernah kosong

Ketika dia terbangkit melawan hujan dan berhujan-hujan ria dan membuktikan dia tak pernah takut melakukan apapun demi semua

Senja yang awal mulanya tadi begitu gelap mencekam tiada nafas yang berani menunjukkan auranya

Kini tersulap menjadi ruangan hampa yang tak hampa

Ruangan hampa penuh warna pelangi dan cantik

Kenapa kita yang sudah begitu lama menempati bumi ini tidak merasakan begitu indahnya bumi ini? Seperti si cantik itu yang tak pernah pasang wajah sendu parau

Harusnya kita bangkit dan bermain-main bersamanya, karena dia akan menangis bila sendiri

Ayolah cantik kita bermain bersama si cantik itu, kita semua wanita bangsa

Kenapa takut hujan?

Bukankah hujan itu indah?

:D

# Roisa Enfanany

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun