Mohon tunggu...
Roi Puguh Miftachul Rochman
Roi Puguh Miftachul Rochman Mohon Tunggu... Guru - Guru di Sekolah Menengah Al Firdaus Surakarta (Sekolah Inklusi)

Membaca, menulis, mengajar dan bertani adalah bagian dari kehidupan saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan yang Memerdekakan

9 Januari 2024   03:28 Diperbarui: 9 Januari 2024   04:01 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mengalami sejarah panjang dari zaman pra kemerdekaan hingga zaman setelah kemerdekaan. Sejarah panjang tersebut tentu mempengaruhi Perjalanan Pendidikan Nasional, perkembangannya dan dinamika pada prosesnya. Faktor-faktor sosial,budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan sehingga diperlukan konsep pendidikan yang tepat sesuai karakteristik dan perkembangan bangsa Indonesia.

sumber gambar : detik.com
sumber gambar : detik.com

Ki Hajar dewantara hadir dengan pendidikan yang memerdekakan peserta didik. Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara meliputi konsep pendidikan yang berpihak pada peserta didik diantaranya sistem among, kemudian pendidikan keindonesiaan yang sesuai budaya bangsa, dan pendidikan yang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dari peserta didik. Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia dalam suatu budaya berkaitan dengan pendidikan, sehingga pendidikan Indonesia tidak akan lepas dengan identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila.

Sumber gambar : Kompas.com
Sumber gambar : Kompas.com

Identitas Manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat dalam pendidikan nasional, sehingga pancasila menjadi fondasi pendidikan Indonesia.

Tepat kiranya jika menjadikan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia, mengingat peran penting pancasila sebagai ideologi bangsa. Selain itu pancasila adalah entitas dan identitas bangsa. Pancasila sebagai entitas bangsa mempunyai pengertian bahwa Pancasila merupakan ciri khas kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia. Sebagai entitas pancasila memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya nilai keberagaman yang terkandung di dalamnya, sedangkan sebagai identitas bangsa, pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain.  Kontekstualisasi Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila pada pendidikan Indonesia. Dewasa ini kontekstualisasi nilai-nilai tersebut sudah coba diterapkan pada pendidikan Indonesia yaitu berupa penerapan profil pelajar pancasila pada pendidikan Indonesia. Penerapan profil pelajar pancasila sangat tepat untuk menghadapi gempuran abad 21 dimana perkembangan teknologi semakin cepat, gempuran budaya semakin lekat sehingga perlu fondasi kuat untuk menanamkan karakter nilai-nilai kebangsaan pada peserta didik. Adanya profil pelajar pancasila ini juga lekat dengan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dimana hal tersebut terwadahi pada sebuah kurikulum bernama Kurikulum Merdeka. Harapannya dengan adanya Kurikulum Merdeka ini, pancasila sebagai fondasi pendidikan semakin kuat, konsep pendidikan yang berpihak pada peserta didik sesuai dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara juga semakin tepat penerapannya. Sehingga tujuan pendidikan yang Merdeka dapat menjadi lompatan untuk kemajuan generasi bangsa menyambut generasi emas Indonesia.

 

Sumber gambar : Kemendikbud RI
Sumber gambar : Kemendikbud RI

Pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang memerdekakan. Memerdekakan segala belenggu praktik baik pendidikan di masa lalu, menjadi Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan. Sejarah panjang negeri ini kiranya mampu menjadi banyak pelajaran. Peran pejuang bangsa yang meletakkan dasar negara dan bangsa melalui pancasila hendaknya tetap dicanangkan sebagai dasar, fondasi bagi baiknya pendidikan kini hingga di masa mendatang.

Ki Hajar Dewantara telah meletakkan dasar filosofis pendidikan Indonesia yang merdeka. Bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun semua kodrat yang ada pada peserta didik, baik kodrat alam maupun kodrat zaman sehingga mereka mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Kodrat alam adalah segala sesuatu yang melekat pada diri peserta didik. Kodrat alam adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang secara alamiah melekat pada diri masing-masing peserta didik. Kodrat alam juga mencakup pemahaman tentang sifat dasar manusia dan interaksinya dengan alam sekitar atau lingkungannya. Sehingga kodrat alam dipengaruhi oleh kultur budaya dan lingkungan tempat peserta didik berada. Sedangkan kodrat zaman adalah kondisi zaman saat ini yang dialami langsung oleh peserta didik. Kodrat zaman juga merupakan perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu yang dialami peserta didik pada masa dia sebagai pembelajar.

Sumber gambar : Kompasiana.com
Sumber gambar : Kompasiana.com

Ki Hajar dewantara mengibaratkan pendidik adalah seperti petani. Petani tidak bisa mengubah tanamannya yang berupa padi menjadi jagung begitupun sebaliknya. Petani hanya mampu merawat tumbuh kembang jagung semaksimal mungkin agar berkembang sesuai yang diharapkan sesuai dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Sama seperti halnya guru yang tidak bisa memaksakan peserta didik menjadi seperti yang diharapkan, namu guru hanya dapat menuntun berkembangnya kekuatan kodrat yang ada, agar dapat memperbaiki lakunya pada kehidupan. Maka untuk tujuan ini, diwujudkanlah dengan pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan yang memerdekakan yaitu anak diberi kebebasan dalam proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan potensinya, namun pendidik juga tetap harus menjadi pendamping serta memberi tuntunan agar anak tidak kehilangan arah dan berakibat mencelakakan diri.

Sumber : Sejuta guru
Sumber : Sejuta guru

Pendidik juga menciptakan Iklim lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak bagi tumbuhnya peserta didik pada pendidikan. Lingkungan yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik akan mebawa tumbuh kembang peserta didik lebih baik karena mendukung ketercapaian dari tujuan pembelajaran.

Lingkungan yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik tidak hanya pada faktor fisik lingkungan pembelajaran, seperti sarana dan prasarana belajar yang lengkap, namun juga memenuhi faktor non fisik yang mendukung pada pembelajaran, seperti pembelajaran sesuai kemampuan peserta didik, sesuai gaya belajar peserta didik, pembelajaran dengan pendekatan budaya pada lingkungan sekitar peserta didik (CRT), adanya sikap toleransi, saling menghargai dan tidak ada pembullyan di kelas, hinga dukungan dari orang tua dan sekolah hingga masyarakat pada proses pembelajaran. Selain itu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik juga termasuk faktor non fisik yang memenuhi konsep lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta didik.

Labrita.id
Labrita.id

Perkembangan pendidikan sekarang juga menghadapi tantangan abad 21. Dimana abad 21 adalah era digital yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. Abad ini juga disebut sebagai abad pengetahuan, abad teknologi informasi, globalisasi, dan revolusi industri 4.0. Tantangan abad ke-21 telah dibentuk oleh era globalisasi yang membuat dunia seolah tanpa batas (one borderless world), dan telah menimbulkan perbandingan Internasional mengenai pendidikan juga (Amin, 2017).

Abad 21 juga merupakan abad digital, di mana komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara dengan menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih. Sehingga abad 21 juga akan berpengaruh signifikan pada dunia pendidikan. Pada dunia pendidikan menurut Menurut Daryanto & Karim (2019), Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, Pembelajaran abad 21 menggabungkan tiga kompetensi abad 21, yakni:

  • Kemampuan belajar (learning skills)
  • Kemampuan literasi (literacy skills)
  • Keterampilan hidup (life skills)
  • Keterampilan dan sikap
  • Penguasaan terhadap teknologi

Pada praktiknya guru harus bisa mengkaitkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi abad 21 guna mencapai kompetensi pada abad 21 ini. Selain teknologi guru juga harus mengkaitkan pembelajaran dengan kemampuan literasi, ketrampilan dan juga karakter atau sikap. Kemampuan literasi dan ketrampilan akan berkaitan erat juga dengan nalar kritis dan juga harus diringi dengan sikap atau karakter yang baik.

Sumber gambar : Direktorat SMP
Sumber gambar : Direktorat SMP

Profil pelajar pancasila hadir mewadahi hal tersebut. Dimana peserta didik pada abad 21 diharapkan membiasakan profil-profil atau karakter-karakter pada profil pelajar pancasila tersebut. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.

Akhirnya pada praktiknya pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang memanusiakan manusia. Manusia Indonesia sebagai manusia yang lahir dengan kultur yang beragam, dengan pancasila yang hadir menjadi dasar,  dan dengan pendidikan yang memerdekakan.

Roi Puguh Miftachul Rochman

Surakarta, 09 Januari 2024   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun