Mohon tunggu...
Roi Puguh Miftachul Rochman
Roi Puguh Miftachul Rochman Mohon Tunggu... Guru - Guru di Sekolah Menengah Al Firdaus Surakarta (Sekolah Inklusi)

Membaca, menulis, mengajar dan bertani adalah bagian dari kehidupan saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar - Merdeka yang Sesungguhnya untuk Anak-anak Berkebutuhan Khusus

31 Mei 2023   13:52 Diperbarui: 31 Mei 2023   14:04 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak merawat tanamannya setiap hari (Sumber : Dokumentasi penulis)

Anak-anak berkebutuhan khusus, jika kita mendengar tentang hal itu maka dalam pikiran kita akan terlintas tentang anak-anak yang kurang cakap dan kemampuannya terbatas. Padahal jika kita menyelami lebih dalam, anak berkebutuhan khusus ini atau disebut ABK, punya banyak potensi, imajinasi mereka tidak terbatas, mereka bebas, rasa ingin tahunya tinggi dan seperti anak-anak umum lainnya semangat belajar mereka tinggi.

Saya adalah guru di sebuah sekolah inklusi di Surakarta Jawa Tengah. Sudah hampir 5 tahun saya mengajar dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ini. Banyak cerita, pengalaman dan praktik baik yang saya terapkan dan dapatkan sebagai guru dengan anak-anak berkebutuhan khusus ini, terutama pada implementasi kurikulum merdeka.

Implementasi kurikulum merdeka di sekolah kami pada anak-anak berkebutuhan khusus ini salah satunya adalah mengadakan life skill untuk anak-anak. Life skill di sekolah kami ada beberapa, antara lain life skill memasak, life skill desain, life skill handy craft, life skill TIK, dan life skill pertanian. Anak-anak di bebaskan untuk memilih mengikuti life skill sesuai minat bakat mereka. Saya mengampu pada life skill pertanian dan anak-anak banyak yang mengikuti life skill pertanian ini.

Pada life skill pertanian kami mempunyai beberapa program untuk di terapkan. Pada awal pertemuan kami mengenalkan dahulu beberapa media tanam, tekhnik menanam, perawatan dan  beberapa jenis tanaman yang akan kita tanam nanti, hal ini untuk memantik rasa ingin tahu anak-anak dan juga menguatkan aspek pengetahuan dan berpikir mereka. Anak-anak berkebutuhan khusus walaupun secara akademis mereka kurang, tapi aspek berpikir mereka, rasa ingin tahu mereka masih tinggi, sehingga tetap perlu kami menanamkan dasar pengetahuan bagi mereka.

Selanjutnya kami  melakukan praktik di lapangan yaitu di kebun, kami menyebut kebun kami adalah kebun inklusi, di kebun inklusi ini kami menanam beberapa tanaman, antara lain cabai, terong, bunga matahari, kangkung dan juga kami menerapkan sistem hidroponik.

Anak-anak mengolah kebun inklusi (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak mengolah kebun inklusi (Sumber : Dokumentasi penulis)

Pada praktik menanam setiap anak akan diberikan satu tanaman untuk di tanam dan di rawat. Setiap anak juga kami berikan kartu penyiraman yang akan di pantau oleh guru pembimbing khusus masing-masing anak. Hal ini untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab serta mengapresiasi  hasil usaha mereka, karena bagi anak-anak yang rajin merawat tanamannya akan kami berikan hadiah. Hal-hal seperti inilah yang merupakan salah satu praktik baik implementasi merdeka belajar yang kami lakukan pada pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus.

Kartu Penyiraman (Sumber : Dokumentasi penulis)
Kartu Penyiraman (Sumber : Dokumentasi penulis)

Anak-anak merawat tanamannya setiap hari (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak merawat tanamannya setiap hari (Sumber : Dokumentasi penulis)

Anak-anak kami yang berkebutuhan khusus senang dan menikmati dalam setiap pembelajaran. Mereka seperti bermain, padahal di dalam praktik-praktik life skill pertanian ini secara tidak langsung kami mengajarkan mereka untuk menggunakan motoriknya, untuk tidak takut kotor atau jijik pada tanah, untuk menumbuhkan tanggung jawabnya, untuk menumbuhkan aspek sosialnya dengan bekerja kelompok ketika menanam, untuk bebas berkespresi, merdeka dalam belajar.

Anak-anak mengaplikasikan pupuk ab mix untuk tanaman hidroponiknya (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak mengaplikasikan pupuk ab mix untuk tanaman hidroponiknya (Sumber : Dokumentasi penulis)

Anak-anak memanen kangkung (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak memanen kangkung (Sumber : Dokumentasi penulis)

Anak-anak yang mengikuti life skill pertanian ini ada beberapa yang didiagnosa autis, salah satunya ada yang merasa jijik setiap menyentuh tanah. Tetapi ketika mereka pelan-pelan kami ajarkan untuk menanam, untuk menggunakan tangannya setiap mencampur media tanam bersama teman-temannya, lama kelamaan dia mau. Dia mau menggunakan tangannya untuk menyentuh tanah, mencampur media tanah dengan pupuk dan merawat tanamannya. Dia tidak lagi terbatasi dengan hal-hal yang menurutnya jijik dan tidak sesuai dengan dirinya.

Anak-anak menanam cabai (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak menanam cabai (Sumber : Dokumentasi penulis)

Pada akhirnya kami berharap praktik baik ini,Semarak Merdeka Belajar ini akan terus berkesinambungan bisa diterapkan pada anak-anak. Anak-anak kami yang berkebutuhan khusus juga anak-anak yang sama seperti anak-anak reguler lainnya, mereka punya hak yang sama, mereka punya potensi yang sama, maka implementasi merdeka belajar bagi mereka pun adalah sebuah hal yang juga pantas dan sesuai bagi mereka.

Anak-anak inklusi dengan hasil panennya (Sumber : Dokumentasi penulis)
Anak-anak inklusi dengan hasil panennya (Sumber : Dokumentasi penulis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun