Mohon tunggu...
Roikhatun Nurul Janah
Roikhatun Nurul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Berbagi tulisan dari pengalaman pribadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tahap-Tahap Perkembangan Otak pada Manusia

19 Juni 2023   09:15 Diperbarui: 19 Juni 2023   09:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kelompok 2: Roikhatun Nurul Janah _34202200005, Widiyawati_34202200007, Ahmad Deny Setiawan_34202200011, Dea Mutiara Amelia_34202200014, Aisyah Cheren Laurensa_34202200027, Emilia Salma_34202200035

dosen pengampu : Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.

Prodi pendidikan matematika fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung Semarang 

Perkembangan otak merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang menggambarkan bagaimana kecerdasan anak tumbuh dan mencakup kemampuan berpikir, belajar dan memecahkan masalah. Keterampilan ini mempengaruhi semua bidang perkembangan yang lainnya.

Perlu diketahui bahwa tahap perkembangan otak pada manusia dimulai sejak ia berada di dalam kandungan. Pada awal masa kehamilan, pembentukan fondasi otak Si Kecil mulai berkembang menjadi otak dan juga saraf tulang belakang yang kemudian akan terus berkembang seiring bertambahnya usia kehamilan.

Penjelasan dibawah ini akan memaparkan urutan perkembangan otak pada manusia sejak dari dalam kandungan hingga lanjut usia.

1. Perkembangan otak saat di dalam kandungan

Mengetahui perkembangan anak sedari masa prenatal sampai masa perkembangan berikutnya adalah hal yang sangat penting bagi semua orang. Sehingga para orang tua mengetahui perkembangan dan dampak yang dapat terjadi kepada para anak baik dampak fisik maupun dampak psikologis. Perkembangan manusia tidak dimulai ketika dilahirkan di dunia, namun dimulai ketika masa pranatal atau masa sebelum dilahirkan. Tahap perkembangan prenatal merupakan awal dan penentu tahapan perkembangan berikutnya.

Perkembangan otak bayi di dalam kandungan merupakan proses yang kompleks dan menakjubkan. Berikut adalah beberapa tahapan penting dalam perkembangan otak bayi selama masa kehamilan:

Pembentukan sistem saraf: Pada awal kehamilan, sekitar empat minggu setelah pembuahan, sistem saraf bayi mulai terbentuk. Lapisan luar otak, yang disebut korteks, mulai terbentuk, dan sel-sel saraf awal, yang disebut neuron, mulai berkembang.

Pembentukan neuron: Neuron bayi berkembang dengan cepat selama trimester pertama kehamilan. Mereka bermigrasi ke lokasi yang tepat dalam otak dan membentuk koneksinya. Proses ini melibatkan pembentukan banyak dendrit dan sinapsis, yang memungkinkan transmisi sinyal otak.

Pembentukan lipatan otak: Pada trimester kedua, otak bayi mengalami pertumbuhan pesat dan mulai membentuk lipatan-lipatan yang khas. Lipatan-lipatan ini meningkatkan luas permukaan korteks otak, memungkinkan kapasitas kognitif yang lebih besar.

Pembentukan mielin: Selama trimester ketiga kehamilan dan setelah kelahiran, otak bayi mulai membentuk mielin, yaitu lapisan pelindung yang melapisi serat saraf. Mielin penting untuk transmisi sinyal saraf yang cepat dan efisien.

Perkembangan struktur otak: Selama trimester ketiga kehamilan dan setelah kelahiran, berbagai struktur otak bayi terus berkembang. Bagian-bagian otak seperti hippocampus (yang terlibat dalam memori) dan cerebellum (yang berperan dalam koordinasi gerakan) mengalami perkembangan yang signifikan.

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan otak bayi adalah proses yang berkelanjutan setelah kelahiran. Stimulasi yang baik, seperti interaksi sosial, permainan, dan lingkungan yang kaya, dapat mempengaruhi dan merangsang perkembangan otak bayi secara positif.

Namun, setiap perkembangan bayi bersifat individual dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan otak bayi Anda, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis seperti dokter anak atau ahli perkembangan anak.

2. Perkembangan otak saat bayi lahir

Perkembangan otak pada bayi sangat penting dan terjadi dalam beberapa tahap yang berbeda. Berikut adalah beberapa perkembangan otak yang terjadi sejak bayi dilahirkan:

a. Pembentukan Neuron: Proses pembentukan sel-sel saraf atau neuron dimulai sejak janin masih dalam kandungan dan berlanjut setelah kelahiran. Pada awal kehidupan, otak bayi mengalami peningkatan pesat dalam jumlah neuron dan koneksi sinaptik antara mereka.

b. Pertumbuhan dan Proliferasi Sel-Sel Otak: Selama beberapa bulan pertama kehidupan, otak bayi mengalami pertumbuhan pesat. Sel-sel otak berkembang dan membelah untuk membentuk jaringan otak yang lebih kompleks.

c. Mielinisasi: Proses mielinisasi, yaitu pembentukan lapisan mielin yang melapisi serat saraf, berlangsung secara intensif pada tahun-tahun pertama kehidupan. Mielin bertindak sebagai isolator listrik dan membantu meningkatkan kecepatan sinyal antar sel saraf.

d. Koneksi Sinaptik: Selama awal kehidupan, otak bayi mengalami pertumbuhan koneksi sinaptik yang pesat. Sinapsis adalah titik tempat komunikasi antara dua sel saraf. Semakin banyak sinapsis yang terbentuk, semakin baik kemampuan otak dalam memproses informasi dan belajar.

e. Pengembangan Area Spesifik Otak: Selama beberapa bulan pertama kehidupan, otak bayi mengalami diferensiasi yang cepat, di mana area-area khusus otak mulai berkembang. Misalnya, area yang bertanggung jawab untuk penglihatan, pendengaran, dan gerakan motorik akan berkembang lebih lanjut.

f. Perkembangan Fungsi Kognitif: Selama tahun-tahun pertama kehidupan, bayi mengalami perkembangan fungsi kognitif yang penting. Ini meliputi kemampuan memori, perhatian, bahasa, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir lainnya.

Perkembangan otak bayi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, stimulasi, dan interaksi sosial. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi pembentukan koneksi sinaptik dan perkembangan fungsi otak yang optimal. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan lingkungan yang kaya akan pengalaman sensorik, interaksi sosial yang baik, serta stimulasi yang sesuai untuk mendukung perkembangan otak bayi.

3. Perkembangan otak saat masa anak-anak

Ahli menyatakan bahwa usia emas pertumbuhan otak anak (Golden Age) ialah sejak ia dilahirkan hingga berusia lima tahun. Pada rentang waktu ini perkembangan otak anak sangat pesat sehingga penting bagi orang tua untuk memahami setiap tahapannya. Penelitian mengatakan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 5 tahun.

Diusia 5 tahun, perkembangan otak anak semakin menyesuaikan dengan pengalamannya. Peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan si kecil akan membentuk sinapsis secara langsung. Faktor lingkungan menjadi sangat penting pada perkembangan otak anak di usia ini.

Pengalaman negatif yang terjadi di usia ini pada anak dapat meninggalkan bekas luka psikologis yang dapat bertahan selamanya. Di sisi lain, pengalaman ini juga dapat menjadi program intervensi dini untuk melatih anak agar dapat lebih efektif dalam menghadapi pengalaman traumatis tersebut.

Di usia ini, otak anak memang berkembang untuk memahami emosi pada dirinya dan orang lain. Mereka mulai memahami adanya nilai-nilai kepercayaan diri. Makanya, tak heran bila anak di umur ini akan lebih cenderung banyak bermain dan mencari teman seusianya.

Mengoptimalkan masa Golden Age anak penting sekali karena masa golden age si kecil sangat menentukan dan berpengaruh pada tumbuh kembang di fase pertumbuhan berikutnya. Cara mengoptimalk golden age antara lain yaitu, melakukan stimulasi dengan tepat, merangsang kreativitas si kecil, mengasah kecerdasan si kecil, memahami potensi si kecil, dan mengasah kemampuan kognitif.

4. Perkembangan otak saat usia remaja 

Selama usia remaja, otak mengalami banyak perkembangan penting yang memengaruhi perilaku, emosi, dan kognisi individu. Berikut adalah beberapa aspek utama dalam perkembangan otak saat usia remaja:

Neuron dan Koneksi Sinaptik: Proses pembentukan dan penyempurnaan koneksi sinaptik antara neuron berlanjut selama masa remaja. Ada peningkatan jumlah dan kepadatan sinapsis di berbagai wilayah otak, yang memungkinkan pengolahan informasi yang lebih efisien dan komunikasi yang lebih baik antara berbagai bagian otak.

Pemangkasan Sinaptik: Selama masa remaja, terjadi pemangkasan sinaptik, yaitu penghapusan sinapsis yang tidak aktif atau tidak diperlukan. Proses ini membantu meningkatkan efisiensi dan kecepatan pengolahan informasi otak, sehingga sinapsis yang lebih penting dipertahankan dan ditingkatkan.

Peningkatan Kecepatan Pemrosesan Informasi: Selama remaja, terjadi peningkatan kecepatan pemrosesan informasi di otak. Ini terkait dengan perkembangan jaringan saraf yang lebih efisien dan pengoptimalan jalur komunikasi antara berbagai wilayah otak.

Peningkatan Kontrol Eksekutif: Kemampuan kontrol eksekutif, seperti perencanaan, pengambilan keputusan, penyesuaian diri, dan pengendalian impuls, berkembang secara signifikan selama masa remaja. Ini terjadi karena daerah otak yang terkait dengan kontrol eksekutif, seperti korteks prefrontal, mengalami perkembangan yang cepat dan peningkatan konektivitas dengan daerah lain.

Perkembangan Emosi dan Sosial: Masa remaja juga ditandai dengan perkembangan emosi dan sosial yang signifikan. Otak mengalami perubahan struktural dan fungsional dalam daerah-daerah yang terkait dengan pengenalan emosi, pemrosesan sosial, dan regulasi emosi. Remaja cenderung mengalami perubahan mood yang lebih intens, eksplorasi identitas, dan meningkatkan rasa mandiri.

Namun, perlu dicatat bahwa perkembangan otak remaja adalah proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman individu. Setiap individu dapat mengalami perkembangan otak yang sedikit berbeda, dan ini hanya merupakan gambaran umum tentang perkembangan otak pada usia remaja.

5. Perkembangan otak saat beranjak dewasa 

Perkembangan otak merupakan proses berlanjut sepanjang hidup seseorang. Ada beberapa perubahan khusus yang terjadi saat seseorang beranjak dewasa. Berikut adalah beberapa perkembangan otak yang umum terjadi saat memasuki usia dewasa:

 a. Konsolidasi sirkuit otak: Sirkuit otak yang penting menjadi lebih stabil dan terkonsolidasi. Ini berarti bahwa jalur komunikasi antara berbagai bagian otak menjadi lebih efisien dan terorganisir dengan baik.

 b. Peningkatan kecepatan pemrosesan informasi: Kemampuan otak untuk memproses informasi secara cepat dan efisien meningkat saat dewasa. Terkait dengan perkembangan struktur saraf yang lebih matang dan pengoptimalan konektivitas antara berbagai area otak.

 c. Peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan kompleks: Seiring dengan perkembangan otak, kemampuan seseorang dalam berpikir secara abstrak dan memahami konsep yang kompleks juga meningkat. Berarti kemampuan untuk mengenali pola, menarik kesimpulan, dan melakukan pemecahan masalah yang lebih kompleks menjadi lebih baik.

 d. Perubahan dalam pengendalian impuls: Otak dewasa cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengendalikan impuls dan mengambil keputusan yang lebih rasional. Bagian otak yang terkait dengan pengendalian diri dan penilaian yang lebih baik, seperti korteks prefrontal, berkembang lebih lanjut saat dewasa.

 e. Penurunan neuroplastisitas: Neuroplastisitas merujuk pada kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi. Saat seseorang dewasa, tingkat neuroplastisitas otak secara umum menurun. Meskipun demikian, otak tetap memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dan adaptasi dalam respons terhadap pengalaman dan pembelajaran baru.

 f. Peningkatan kemampuan mengelola emosi: Seiring dengan perkembangan otak, kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi juga meningkat. Pusat pengaturan emosi, seperti amigdala dan korteks prefrontal, mengalami perkembangan yang signifikan saat beranjak dewasa, yang memungkinkan seseorang untuk lebih efektif mengatur dan mengekspresikan emosi.

Perkembangan otak dapat bervariasi antara individu. Faktor genetik, lingkungan, pengalaman, dan gaya hidup juga dapat memengaruhi perkembangan otak seseorang saat beranjak dewasa.

6. Perkembangan otak saat lanjut usia

Perkembangan otak adalah proses yang terjadi sepanjang hidup kita, termasuk saat lanjut usia. Meskipun ada perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi otak seiring bertambahnya usia, penelitian menunjukkan bahwa otak tetap mampu beradaptasi dan memperoleh pengetahuan baru bahkan pada usia yang lanjut.

Berikut adalah beberapa perkembangan otak yang terjadi saat lanjut usia:

a. Penurunan volume otak: Salah satu perubahan yang umum terjadi adalah penurunan volume otak secara keseluruhan. Ini terjadi karena berkurangnya jumlah sel saraf dan jaringan otak pada usia yang lanjut. Namun, penting untuk dicatat bahwa penurunan ini tidak selalu berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif.

b. Perubahan struktural: Ada perubahan struktural yang terjadi pada otak saat lanjut usia, seperti penipisan korteks, yang merupakan lapisan terluar otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan informasi. Penipisan korteks ini biasanya terjadi di daerah-daerah yang terkait dengan fungsi kognitif, seperti memori dan pemecahan masalah.

c. Perubahan dalam koneksi otak: Saat lanjut usia, terjadi perubahan dalam koneksi antara berbagai bagian otak. Beberapa koneksi otak mungkin melemah, sedangkan yang lainnya bisa menguat. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan untuk memproses informasi dengan cepat dan efisien.

d. Penurunan kecepatan pemrosesan informasi: Pada umumnya, kecepatan pemrosesan informasi cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Ini berarti mungkin memerlukan waktu yang lebih lama bagi orang yang lanjut usia untuk memproses dan merespons informasi baru.

e. Perubahan dalam fungsi kognitif: Beberapa aspek fungsi kognitif, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah, dapat mengalami perubahan saat lanjut usia. Meskipun ada penurunan yang terkait dengan usia, penelitian menunjukkan bahwa pengalaman hidup, latihan mental, dan gaya hidup yang sehat dapat membantu menjaga fungsi kognitif yang optimal.

f. Neuroplastisitas otak: Meskipun terjadi perubahan pada otak saat lanjut usia, penting untuk diingat bahwa otak memiliki kemampuan neuroplastisitas, yaitu kemampuan untuk membentuk kembali koneksi dan membangun sirkuit baru. Ini berarti bahwa otak tetap dapat belajar dan beradaptasi sepanjang hidup, meskipun mungkin membutuhkan waktu dan latihan yang lebih banyak.

Penting untuk dicatat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik dan perubahan dalam otak dapat bervariasi dari orang ke orang. Selain itu, faktor-faktor seperti gaya hidup sehat, aktivitas fisik, latihan mental, interaksi sosial, dan diet yang seimbang dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan otak saat lanjut usia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun