Kali ini saya  berbagi cerita tentang ojek daring menggunakan GrabBike. Bagaimana ada perubahan  tatanan kehidupan dalam dunia per-ojekan. OJek motor pada masa lalu identik dengan pangkalan yang rawan preman, pengemudi yang menarik harga semaunya sendiri sampai motor beserta fasilitas pendukungnya yang kurang memadai bahkan kurang sesuai dengan standar keselamatan.
Cukup duduk manis seperti halnya yang pernah saya lakukan ketika suatu hari di penghujung bulan puasa mencoba pulang kantor dengan menggunakan ojek daring. Tidak perlu jalan ke pangkalanan, cukup menunggu dan memantau driver yang akan menuju lokasi titik jemput. Teknologi memudahkan manusia dalam kehidupan, bukan berarti harus meninggalkan sisi kemanusiaan kita.
Ajak ngobrol driver dan tidak lupa kasih tips adalah cara menjaga harmoni antara teknologi dengan kemanusiaan kita. Sejauh apapun jarak tempuh akan serasa pendek jika ada obrolan ringan dengan driver.Â
Pengalaman dan Kesan GrabExpress
Jika ada yang berminat pada buku saya dengan alamat yang bisa dijangkau dari aspek jarak dan waktu luang biasanya saya antar sendiri ke rumahnya, selama masih area dalam kota. Ada kawan penulis sekaligus blogger imut yang memesan satu buku saya. Kali ini karena kesibukan yang membuat saya tidak mungkin menembus terik  matahari di siang Surabaya yang mencapai 35 derajat Celcius (bahkan lebih mungkin).Â
Akhirnya terlintas dalam pikiran untuk mengantarkan satu buku tersebut dengan satu jurus jempol sakti dengan sentuhan aplikasi GrabExpress Instan.Â
Tapi segala kekuatiran saya teratasi dengan kepercayaan yang kuat dari konsumen pada layanan yang #selalubisa. Driver sekaligus kurir berupaya memberikan pelayanan dengan pengantaran optimal. Jika kesulitan menggunakan GPS tentu ada cara merakyat yaitu bertanya pada orang setempat.Â
Bukankah malu bertanya sesat di jalan?. Akhirnya buku saya mendarat dengan selamat ke rumah Mbak Blogger imut dan tidak lupa saya memberikan bintang lima sekaligus salam terima kasih untuk driver yang dengan gigih menembus macet dan panasnya Surabaya siang itu.Â