Rute yang bersifat patriotisme dilintasi oleh peserta yaitu Monumen Taruna. Sebagaimana kita ketahui, saat masa pasca kemerdekaan Jogja menjadi salah satu kota yang turut serta dalam mempertahankan kemerdekaan. Bahkan sempat luluh lantak akibat agresi militer kedua yang dilakukan oleh Belanda. Berkat semangat patriotisme dan nasionalisme yang didukung kemanunggalan rakyat dan pemerintahn saat itu moral agresor dapat dijatuhkan.
Gayung bersambut. Proaktif dalam Mandiri Jogja Marathon  dilakukan olej masyarakat desa setempat. Tidak hanya menyambut dengan senyum tulus peserta yang melintas desa, ada suguhan kesenian lokal seperti Tari Jathilan dan makanan tradisional sepanjang rute marathon. Inilah bentuk dari paket wisata plus. Olahraga sekaligus wisata desa, wisata alam, wisata budaya dan tentu saja wisata kuliner.Â
Beragam makanan khas Jogja dapat dinikmati oleh semuanya seperti nasi gudeg, bakmi Jawa, tengkleng sampai aneka jenis kue tradisional seperti mata kebo, arem-arem, bakpia sampai galundeng. Tidak lupa ada produk salad asli Jogja yang masih saudara dengan gado-gado yaitu lotek. Akhir kata Mandiri Jogja Marathon 2019 adalah representasi dari lari dan gaya hidup sehat. Selamat bertanding, salam manis dari garis finish.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H