Mohon tunggu...
Roikan
Roikan Mohon Tunggu... Ilustrator - Kartunis yang Belajar Gaya Hidup Ilmiah

Kartunis yang mendalami Antropologi Media dan Budaya Kreatif. Alamat cangkruk warkop ada di https://www.roikansoekartun.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sahabat Sejati dari Beasiswa Sampai Rumah Impian

28 Februari 2019   11:59 Diperbarui: 28 Februari 2019   12:23 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nirkartu Tanpa Transfer (Dokpri)

Tanpa sound system dengan lantunan dangdut koplo yang mendayu dan jajan pasar yang tersedia meja. Setelah menunggu kurang lebih 40 menit tiba giliran saya dipanggil Pak Satpam. 

Saya mengikuti alur dan aturan yang ada. Antri-duduk-panggilan masuk-transaksi-selesai. Kesan terhadap pelayanan Mbak Teller saat itu sangat baik. Profesionalitas tingkat dewa. 

ramah dan tanpa mengenal lelah memproses pembayaran SPP, walaupun antrian di luar semakin siang kian meluber. Segepok uang berbagai nominal yang selalu saya pegang sejak naik bus akhirnya berakhir di tangan Mbak Teller. Setelah itu saya diberi selembar bukti pembayaran.

Ketemu Mbak Teller
Ketemu Mbak Teller

Pukul 12:00 WIB memasuki area kampus FISIP Unair. Kampus orange tercinta. Ada satu kawasan tempat berkumpul mahasiswa yang disebut anak-anak dengan sebutan goa. 

Kebetulan letak lorong itu berada di depan kantor IKOMA. Tidak sengaja saya melihat deretan kertas yang terpampang di papan pengumuman. Setelah membaca dengan cermat. Ada tulisan yang membuat hati semakin sumringah. 

"KEPADA PENERIMA BEASISWA IKOMA HARAP MEMBAWA BUKTI PEMBAYARAN SPP DI KANTOR PADA JAM KERJA". Ada nama saya sebagai salah satu penerima beasiswa itu. Setelah menunggu istiraha makan siang saya masuk kantor IKOMA dan mendapat 'surat sakti' yang ditujukan ke BTN Unair. Kembalilah saya menuju kantor BTN Unair. Antri, duduk dan menunggu dipanggil pak satpam lagi.


Tukar Uang Segepok dengan 6 Lembar Baru (Dokpri)
Tukar Uang Segepok dengan 6 Lembar Baru (Dokpri)
Pukul 13:50 saya nomer antrian saya dipanggil oleh pak satpam. Kebetulan ada kawan yang berada di belakang saya melihat kedatangan dan antrian kedua kali. "Loh kok balik lagi, tadi kurang apa duit SPPnya? Kalau benar mbok ya bilang". 

Saya tersenyum nyengir. Untung masih dikira kurang SPP, tidak dituduh kuliah ganda. Karena saat itu satu mahasiswa bisa kuliah di dua fakultas berbeda dalam kampus yang sama. Didepan Mbak Teller saya menyerahkan sepucuk kertas sakti dari IKOMA. T

ak lama setelah itu, dengan sigap 6 lembar uang pecahan seratusan ribu berpindah ke tangan saya. Masih halus, sehalus tangan Mbak Teller. Ternyata prosedur beasiswa IKOMA adalah pengembalian SPP yang telah kita bayarkan. Berbeda dengan beasiswa PPA yang pernah saya dapatkan. 

Datang ke kantor rektorat dan penerimanya harus tanda tangan sebanyak kurang lebih 30 kali dilembaran berjumlah 30 biji. Uang segepok varian pecahan rupiah hasil tani dan tambak telah berganti dengan lembaran baru yang lebih tipis. Itulah pengalaman saya yang paling berkesan bersama bank BTN. Sahabat Mahasiswa Unair kala daftar ulang. 


Hari ini semua telah dimudahkan karena serba efektif dan efisien termasuk dalam layanan bank. Tumbuh Bersama Membangun Bangsa menjadi spirit 69 tahun bangsa BTN untuk terus berbenah. Menyesuaikan dengan kondisi jaman. Mahasiswa yang akan membayar SPP tidak perlu membawa uang segepok. Tidak perlu duduk lama antri di depan bank. Ada layanan internet banking yang memberi kemudahan dalam melakukan transaksi dimana dan kapan saja. Termasuk membayar SPP kuliah dan tagihan yang lain. Mahasiswa cukup dengan transfer sekali klik atau dengan membawa kartu ATM. Bank yang berdiri sejak tahun 1897 dengan nama awal Postspaarbank ini berupaya menjadi Sahabat Keluarga Indonesia. Tidak ketinggalan menjadi sahabat generasi digital dan milenial di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun