Mohon tunggu...
Roihatul Jannah
Roihatul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Roihatul, sejak kecil saya memiliki hobi menulis dan membaca. Menurut saya dengan kita menuangkan imajinasi melalui sebuah tulisan, akan menjadikan kita semakin produktif dalam mengisi waktu luang. Saya banyak menghabiskan waktu saya dengan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kutukan Malam

21 Oktober 2024   02:16 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:44 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KUTUKAN MALAM

"Plak"

"Tolong! Jangan! Jangan mendekat! Pergi kalian! Pergi!"

Segerombolan manusia dengan pakaian serba hitam berjalan pelan menuju seorang gadis sembari mengayunkan pistol.

"Dorr!" 

"Aaaaaaarrrrrghhh" gadis itu menjerit ketika satu peluru berhasil keluar di atas udara. 

"Tolong! tolong!" teriak gadis bernama Kirana sembari berjalan mundur seperti mayat ketakutan. 

Tanpa basa basi, dua orang berjalan ke arah Kirana, lalu mencekik leher gadis itu dengan beringas. Tiga lelaki berikutnya memukul kepala dan lengan wanita yang sudah tak berdaya itu menggunakan balok besar. Mereka melakukannya seperti orang kesurupan, sungguh keterlaluan. Urat kasihan yang dimiliki sudah sirna. Kirana terus berteriak meminta ampun, sambil menangis menahan sakit di seluruh tubuhnya. Kedua bola matanya terasa memanas dan kakinya seperti mati rasa. Sinar rembulan di atas gedung pencakar langit tersebut menjadi saksi remuknya tubuh Kirana. 

"Tolong! Ampun! Hentikaan!" Teriak Kirana yang sudah ke sekian kalinya. Sayang sekali, tak ada satu orang yang mau mendengar rintihan gadis malang tersebut. Mereka terus menyiksa tubuh Kirana semakin kejam, darah segar terus menetes ke lantai, dinding kokoh bernuansa alam seolah menjadi pendengar setiap kata yang keluar dari bibir gadis berambut panjang itu.

"Kau mau bebas gadis bodoh?" Suara bariton lelaki berjas serba hitam dan kaca mata sebagai pelengkap penampilannya datang dari balik pintu. Semua orang menoleh, sambil tertawa terbahak menyaksikan keadaan Kirana. 

"Tolong, lepaskan aku, Tuan!" Rintih Kirana dengan suara parau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun