Mohon tunggu...
Roihan Rikza
Roihan Rikza Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah doa yang tak putus-putus

Selanjutnya

Tutup

Seni

Warga Dusun Lowok Permanu Gelar Sarasehan Topeng Malangan

29 Agustus 2024   11:17 Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Dari sisi regulasi sendiri, ungkap Hartono, di Kabupaten Malang baru-baru ini sedang dilakukan penyusunan Peraturan Daerah (Perda) untuk perlindungan kesenian dan kebudayaan. Dengan harapan bahwa kesenian dan kebudayaan yang telah ada di tengah masyarakat ini dapat difasilitasi oleh pemerintah daerah.

Pun, kami juga berharap, lanjutnya, Pemdes Permanu juga dapat menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) soal kesenian dan kebudayaan yang dapat mendukung kesenian topeng ini. Entah, berisi apa dan bagaimana, hal demikian itu sah dan boleh.

Hartono pun mengisahkan dari catatan studi bandingnya di salah satu Desa di Bali yang telah menerbitkan Perdes yang sangat bagus. Yang pada intinya, di tiap rumah pada jam sore hari, warga desa tidak boleh menonton televisi.

"Perdes semacam itu ada. Demi menjaga kebudayaan itu sendiri. Agar anak-anak tidak terpengaruh dunia luar. Dan Linmas di Desa setempat yang bergerak, dan mengontrol. Memastikan warganya tidak menonton televisi," kisah Hartono.

Sementara itu, Isa Wahyudi, Ketua Pokdarwis Kota Malang, mengungkapkan bahwa topeng Lowok ini sangatlah spesial.

Ia mengisahkan, topeng Lowok merupakan bagian dari sejarah topeng malangan yang tidak bisa dipisahkan dari Topeng Malangan yang ada di Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Sebab, lanjutnya, topeng yang ada di Dusun Lowok yang masih ada dan dirawat dengan baik, adalah buatan topeng Mbah Reni.

"Ini artinya, sejak tahun 90-an, warga Lowok disini telah melestarikan topeng malangan. Baik itu tarian topeng maupun wayang topeng yang memang itulah hasil karya asli warga Malang. Tidak ada lagi. Hanya topeng malangan inilah yang asli karya seni orang malang," ungkapnya.

Dan yang sangat dan harus diapresiasi dari Lowok ini, sambung Pak Isa, bahwa di Lowok ini terdapat 25 topeng malangan asli buatan Mbah Reni. Sedangkan di Polowijen sendiri, hanya memiliki satu buah topeng saja.

"25 topeng yang ada di Lowok ini, yang pernah saya lihat, adalah buah karya Mpu Topeng Malangan, yaitu Mbah Reni. Warga harus menjaga, merawat, dan mengembangkannya. Karena ini adalah warisan dari leluhur kita," tegasnya.


Untuk menyemangati warga dalam pengembangan topeng di Lowok ini, Isa mencanangkan akan dibentuk semacam arisan gebyak atau silaturahmi antar pelaku topeng Malangan untuk melakukan pementasan dari satu sanggar ke sanggar lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun