Bahkan, pada kegiatan sebelumnya, pada Bersih Dusun Lowok di bulan Syawal, ia juga hadir membersamai warga Dusun. Mulai dari Kirab Tumpeng, seremonial tarian topeng di Punden Sindu Wongso, hingga, gebyak Wayang Topeng di Sanggar Ngesti Pandawa juga ia ikuti.
Tak ayal jika dalam sambutannya pada gelar sarasehan, orang nomor satu di Desa Permanu juga berkomitmen akan memperjuangkan Topeng Lowok.
"Secara anggaran, di tahun ini, dari pemerintah desa Permanu telah mengalokasikan untuk kesenian topeng di Lowok ini. Nominalnya memang tidak seberapa besar, tapi ini sebagai wujud komitmen kami untuk kesenian dan kebudayaan disini," terangnya.
Kades Permanu pun juga menyampaikan bahwa baru di tahun 2024 ini, status Indeks Desa Membangun (IDM) meningkat sebagai Desa Mandiri. Tahun sebelumnya Desa Permanu berstatus Maju.
"Ini artinya, untuk tahun 2025 mendatang, bisa jadi Desa Permanu akan mendapatkan nilai plus lagi dan lebih baik lagi. Semoga anggarannya juga bertambah," ungkapnya yang diiringi teriakan amin, oleh audien.
"Apalagi belum lama ini, Desa Permanu yang diwakili sebagai Wisata Kampung Literasi dan Edukasi Budaya ini, mendapatkan sertifikat sebagai salah satu Desa Wisata Indonesia dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," lanjutnya yang disambut dengan tepuk tangan.
Merawat dan Mengembangkan Topeng Lowok
Hartono, SAP., MM., Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, mengungkapkan sangat terkesan dengan tarian topeng yang tampil dihadapannya.
"Sungguh saya sangat terkesan. Sebab, yang tampil dengan tarian topeng adalah anak-anak yang saat ini, mau diakui ataupun tidak, usia seperti mereka sudah kalah oleh gadget atau HP. Disini, anak-anak mau belajar. Saya sangat mengapresiasi," ungkapnya pada Sarasehan dan Sosialisasi bertajuk Pengembangan dan Pembinaan Kampung Literasi dan Edukasi Budaya.
Mengenai literatur tentang topeng malangan sendiri, ungkap Hartono, sangat minim sekali didapatkan. Banyak hal tentang kesenian dan kebudayaan di Malang ini yang tidak tercatat secara rapi.
"Di internet pun terbatas untuk mencari sumber-sumber mengenai topeng malangan yang konon memang telah menjadi nilai atau ke-khas-an tersendiri Malang. Karenanya, dengan adanya kegiatan semacam ini, dapat menjadi salah satu pemantik untuk membangkitkan lagi topeng malangan. Entah itu dengan penelitian atau dengan model kekinian, yaitu dengan short movie atau video pendek yang dapat diakses di era digital ini," terangnya.