Dijelaskan Ghofur, sedikitnya ada sembilan tumpeng yang menjadi inti. Dari jumlah tersebut, sebanyak enam tumpeng di antaranya khusus dari perangkat dusun/desa yang ada di kawasan Tanaka. Sedangkan selebihnya, pada 1001 tumpeng tersebut dari masyarakat umum.
Tumpeng yang menjadi inti dan pokok serangkaian acara bersih dusun tersebut, merupakan hasil bumi. Yakni mulai dari buah-buahan hingga sayuran.
Dalam serangkaian kirab 1001 tumpeng, juga dilangsungkan ritual bedah sumber. Maksud dan tujuannya adalah melalui air suci yang diambil dari sumbernya langsung tersebut, akan dimasukkan ke dalam kendi. Air sumber yang ada di dalam kendi tersebut juga didoakan bersama para tokoh masyarakat dan warga setempat yang turut hadir.
"Nanti (air sumber dalam kendi) akan dibuat untuk acara kegiatan puncak, yaitu pementasan wayang kulit. Harapannya biar menjadi berkah," ujarnya.
Sekedar informasi, hingga berita ini disusun, serangkaian agenda bersih dusun masih berlangsung. Ghofur juga berharap, dengan adanya serangkaian agenda bersih dusun ini bisa lebih mempromosikan wisata Tanaka.
"Di dusun kami punya wisata Tanaka, harapan kami agenda ini bisa berkembang. Dari yang semula hanya untuk lingkungan masyarakat sekitar, nantinya bisa untuk umum. Sehingga bisa sambil mempromosikan, bahwa kami punya wisata alam Tanaka Waterfall," pungkas Ghofur. [*]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H