Di antara hiruk pikuk jalanan kota, becak menyapa dengan roda tiga dan kayuhan kakinya yang kokoh. Bukan hanya alat transportasi, becak adalah ikon budaya dan sejarah yang terukir dalam denyut nadi Indonesia.
Lahir dari rahim Tiongkok, becak menjelma menjadi moda transportasi khas Nusantara. Tubuhnya yang ramping meliuk di antara padatnya kendaraan, membawa penumpang menyusuri lorong-lorong sempit dan jalanan raya. Di atas becak, cerita dan tawa terjalin, mengantarkan rasa bahagia dan nostalgia.
Becak bukan sekadar moda transportasi. Ia adalah saksi bisu perjalanan bangsa, mengantarkan para pahlawan kemerdekaan, pengusaha muda, dan anak-anak sekolah. Di atas becak, sejarah terukir dalam setiap kayuhan, mengantarkan kenangan dan harapan dari generasi ke generasi.
Lebih dari sekadar alat transportasi, becak adalah simbol kerja keras dan kegigihan. Para pengemudi becak, dengan keringat dan ototnya yang kuat, mengantarkan roda kehidupan bagi keluarga mereka. Di atas becak, semangat juang dan optimisme terpancar, menerangi jalanan kota dengan cahaya kemanusiaan.
Namun, becak bukannya tanpa tantangan. Modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan, mengantarkan moda transportasi baru yang lebih cepat dan praktis. Becak terkadang terpinggirkan, terancam punah di tengah gempuran zaman.
Meski begitu, becak tak pernah menyerah. Ia beradaptasi, bertransformasi menjadi becak mesin dan becak wisata. Becak terus eksis, menjadi pengingat bahwa tradisi dan budaya tak lekang oleh waktu.
Becak adalah bagian dari identitas bangsa. Ia adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Di atas becak, nilai-nilai luhur kemanusiaan dan semangat juang bangsa terpatri, mengantarkan Indonesia menuju masa depan yang gemilang.
Becak bukan hanya moda transportasi, ia adalah legenda, budaya, dan sejarah yang hidup di tengah modernitas. Di atas becak, denyut nadi bangsa berdetak, mengantarkan cerita dan harapan dari masa lampau menuju masa depan.
Kepanjen, 24 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H