Mohon tunggu...
Roihan Rikza
Roihan Rikza Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah doa yang tak putus-putus

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Pasar Tradisional

23 Mei 2024   07:56 Diperbarui: 23 Mei 2024   08:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik gerbang tua yang kokoh, terbentang sebuah negeri ajaib yang penuh dengan harta karun. Bukan emas dan permata, melainkan kekayaan alam dan hasil cipta manusia yang melimpah ruah. Negeri ini bernama Pasar Tradisional, tempat di mana keajaiban perdagangan dan interaksi sosial terjalin erat.

Langkah kaki pertamaku disambut oleh alunan simfoni yang merdu. Suara deru kipas angin beradu dengan teriakan para pedagang, menciptakan alunan musik yang unik dan semarak. Aroma rempah-rempah yang harum bercampur dengan bau segar hasil panen, menggelitik hidung dan membangkitkan selera.

Aku bagaikan Alice yang memasuki Negeri Ajaib. Di depanku terhampar lautan warna dan aroma, menuntun ku menjelajahi lorong-lorong sempit yang penuh dengan kejutan. Di setiap sudut, terpajang berbagai macam barang dagangan, memanjakan mata dan menggoda untuk dimiliki.

Ada lautan sayur dan buah yang menari-nari dalam keranjang, memamerkan kesegarannya yang menggoda. Ada tumpukan kain batik yang menyapa dengan motifnya yang indah, penuh dengan cerita dan makna. Ada pula aneka kerajinan tangan yang dipamerkan dengan bangga, hasil dari keuletan dan kreatifitas para pengrajin.

Perjalananku di Negeri Ajaib ini tak hanya memanjakan mata dan hidung, tetapi juga menggetarkan hati. Aku bertemu dengan para pedagang yang ramah dan penuh semangat, yang dengan senang hati menceritakan kisah di balik produk mereka. Aku melihat interaksi sosial yang hangat dan penuh kekeluargaan, di mana tawar menawar bukan hanya tentang harga, tetapi juga tentang membangun hubungan dan kepercayaan.

Semakin dalam aku menjelajahi, semakin aku terpesona dengan keajaiban Pasar Tradisional. Di sini, aku tidak hanya menemukan barang-barang yang dibutuhkan, tetapi juga menemukan nilai-nilai budaya dan tradisi yang tak ternilai. Pasar ini bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga tempat belajar tentang kehidupan, tentang bagaimana manusia berinteraksi dan saling membantu dalam memenuhi kebutuhan bersama.

Petualanganku di Negeri Ajaib ini akan selalu ku ingat. Pasar Tradisional bukan hanya tempat yang istimewa, tetapi juga cerminan budaya dan identitas bangsa. Di sini, aku menemukan harta karun yang tak ternilai: keramahan, kekayaan alam, dan nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan.

Kepanjen, 23 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun