Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai proses untuk mengarahkan kegiatan dalam suatu kelompok atau organisasi. Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam proses manajemen dan dibutuhkan pada semua tipe organisasi, maka dari itu dalam memilih pemimpin perusahaan biasanya sangat memperihatinkan seseorang dari segala aspek yang di butuhkan perusahaan, dan perusahaan biasanya lebih memilih pemimpin pada generasi yang sudah memiliki pengalaman yaitu generasi milenial.
Generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996. Generasi ini juga dikenal sebagai generasi Y, generasi digital, atau generasi N.
Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi milenial saat ini dan kedepan menjadi satu tantangan yang kritis. Seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi lingkungan pada saat itu. Pada era generasi milenial, pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin dapat memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai kemampuan, intelektual, dan visi yang jauh kedepan. Namun pemimpin yang baik juga harus memiliki integritas, kejujuran,dan kesetiaan pada kepentingan karyawan. Kepemimpinan milenial perlu mendukung kemandirian dan jiwa entrepreneurship generasi milenial.
Untuk pengembangan suatu model kepemimpinan yang berbasis pada karakter. Salah satu pendekatan yang dapat dimplementasikan adalah nilai-nilai karakter bangsa, sebagai yang telah dijelaskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional dengan 18 nilai karakter bangsa antara lain :
1. Nilai Religius
2. Kejujuran
3. Cinta damai
4. Gemar membaca
5. Peduli lingkungan
6. Peduli sosial
7. Tanggung jawab
8. Toleransi
9. Disiplin
10. Kerja keras
11. Kreaktif
12. Mandiri
13. Demokratis
14. Rasa ingin tahu
15. Semangat kebangsaan
16. Cinta tanah air
17. Menghargai prestasi
18. Bersahabat / komunikatif
Di antara nilai- nilai karakter bangsa tersebut, beberapa yang dapat diimplementasikan dalam pola kepemimpinan untuk menghindari kejahatan Cyber Crime dalam persaingan bisnis adalah :
1. Nilai kejujuran
2. Kemandirian
3. Nilai kedisiplinan
4. Tanggung jawab
5. Nilai kerja keras
6. Nilai keadilan
Penerapan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat membentuk pola kepemimpinan yang lebih baik, mengurangi kecenderungan konflik, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif, terutama dalam menghadapi tantangan Cyber Crimebdan persaingan bisnis yang semakin kompleks. Perbedaan generasi dalam lingkungan kerja menjadi salah satu subyek yang selalu muncul dalam perkembangan manajemen sumber daya manusia, dan konsep perbedaan generasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian yang pertama tentang perkembangan nilai-nilai generasi dilakukan oleh Manheim pada 1952, penelitian tersebut didasarkan pada tulisan-tulisan dalam bidang sosiologi tentang generasi pada kisaran tahun 1920 sampai dengan tahun 1930.
Menurut Bencsik & Machova (2016:82), ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia kedua dan berhubungan dengan masa kini menurut teori generasi, yaitu:
1. Baby Boomer (1946 -- 1964)
Generasi yang lahir setelah Perang Dunia ll. Generasi ini dikenal mudah menerima dann menyesuaikan diri. Dianggap sebagai orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.
2. Generasi X (1965-1980)
Tahun-tahun ketika generasi ini lahirmerupakan awal dari penggunaan PC (personal computer), video games, tv kabel, dan internet.Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua, mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja.
3. Generasi Y (1981-1994)
Dikenal dengan sebutan generasi millenialatau milenium. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka main game online.
4. Generasi Z (1995-2010)
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrabdengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
5. Generasi Alpha (2011-2025)
Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya.
Dengan merujuk pada generasi itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup mereka. Dan ketika kepemimpinan yang ada hendak melakukan revolusi mental pada bangsa, generasi inilah yang menjadi target penting untuk disasar.Â
Beberapa karakter generasi milenial ini adalah,pertama, kemampuan mereka mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Media sosial menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari. Internet pun menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi mereka. Apa pun kebutuhan informasi yang mereka perlukan, sebagian besar mereka peroleh dari internet dan media sosial.
Kedua, generasi milenial lebih memiliki keberanian dalam berinovasi. Mereka lebih termotivasi menciptakan startup atau merintis usaha dan bisnis baru. Karena itu merupakan bagian dari tantangan yang membuat adrenalin mereka mengalir.
Ketiga, generasi milenial lebih menyukai independensi dan kemandirian. Independensi ini merupakan kebutuhan yang lahir dari gaya hidup yang ingin lebih bebas dan mandiri dalam melakukan sesuatu.
Keempat, generasi milenial lebihmenyukai sesuatu yang instan. Mungkin ciri ini bisa dipersepsikan secara positif atau negatif. Positifnya, generasi ini menyukai sesuatu yang praktis dan simpel. Negatifnya, generasi ini mungkin memiliki daya tahan yang lebih rendah terhadap tekanan dan stres karena terbiasa melakukan sesuatu dengan cepat dan instan sehingga kurang sabar jika hasil yang diperoleh tidak muncul seketika. Dengan memahami karakter generasiilenial ini, kepemimpinan yang muncul pun perlu menjadi bagian dari figur yang cocok dengan mereka. Penerjemahan tentang kepemimpinan milenial ini pun fleksibel dan belum ada definisi mutlak dari para pakar kepemimpinan.
Meski demikian, beberapa yang dapatditekankan dalam pola kepemimpinan ini antara lain, pertama, kepemimpinan milenial perlu memahami dan memakai pola komunikasi generasi milenial yang dipimpinnya. Misalnya pemimpin milenial tidak segan menggunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, MeTube, dan saluran komunikasi terbaru yang memang menjadi arus utama dalam kehidupan generasi baru itu.
Laju perkembangan zaman saat ini telah memengaruhi segala aspek, tidak terkecuali aspek kepemimpinan. Kepemimpinan pada era milenial memiliki pendekatan yang khas karena digitalisasi yang merambah dunia kerja tidak lagi memungkinkan pemimpin untuk bertindak secara konvensional. Adapun dalam hal pola kepemimpinan, kepemimpinan milenial perlu memahami dan memakai pola komunikasi generasi milenial yang dipimpinnya. Di samping itu, kepemimpinan milenial perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship generasi baru itu. Semua saluran inovasi, kreativitas dan entrepreneurship harus dirancang dengan baik dan kongkrit. Tidak hanya berisi wacana saja, tetapi juga terdapat proses yang benar-benar dapat dinikmati oleh generasi milenial untuk mengembangkan dirinya.
Penulis adalah Mahasiswa STIE Dharma Putra Pekanbaru (Arnot lubis & Candra Ritonga)
Dengan alamat Kampus Jl. Ash-Shofa I, Desa Labuh Baru Barat Kec. Payung Sekaki, Kota Pekanbaru Prov. Riau 28292
Telp: (0761) 8523026
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI