Mohon tunggu...
rohmen teras
rohmen teras Mohon Tunggu... Jurnalis - bebas

bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata-kata

31 Oktober 2018   12:34 Diperbarui: 31 Oktober 2018   12:47 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

cerminan rindu yang membiru

sekedar metafisik yang mewakili realita

teks dalam kata tiada jasmani dan nafas 

kata menjadikan kalimat retorika fasis

kata-kata. . .

kadangkala mewakili raga dalam transedent

kadang pula kata-kata membujuk kedustaan

lagipula kata-kata sekedar ucapan saja

tapi, kata-kata menggantikan kehadiranku dalam kebahagianmu, kesedihanmu.

hidupnya kata-kata bersanding dengan perlawanan

huruf mampu meniup nafas para pendengarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun