Mohon tunggu...
Nikmatur Rohmaya
Nikmatur Rohmaya Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memerangi Hoaks dengan Membumikan Budaya Literasi Digit

9 November 2017   22:33 Diperbarui: 10 November 2017   07:47 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

laporkan masalah di fb
laporkan masalah di fb

4. Untuk pengguna instagram gunakan fitur laporkan masalah yang ada di pengaturan.

laporkan-hoax-di-ig-5a0456a0a208c05ec01f1e12.jpg
laporkan-hoax-di-ig-5a0456a0a208c05ec01f1e12.jpg

 5. Untuk google anda bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs yang mengandung hoax

laporan feedback google
laporan feedback google
D. Dampak negatif dari hoax

Hoaxmempunyai dampak negatif sebagai berikut:

  1. Meresahkan dan membuat bingung masyarakat
  2. Merugikan pihak-pihak tertentu
  3. Memecah belah persatuan
  4. Menimbulkan opini yang buruk terhadap seseorang atau suatu produk
  5. Menguntungkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
  6. Memprovokasi masayarakat ke arah opini negatif

E. Tips Melawan Hoax 

Berikut merupakan tips untuk melawan hoax:

  1. Jangan langsung menshare berita yang tersebar di media sosial seperti facebook dan whatsapp, baca terlebih dahulu berita secara keseluruhan, jangan sepotong-potong apalagi hanya membaca judulnya saja. Apalagi bila judulnya heboh dan provokatif.
  2. Cek kebenaran berita, bila berita tersebut benar biasanya ada banyak situs yang memuat berita tersebut. Namun bila hanya satu situs saja yang membahas, anda patut waspada.
  3. Cek kesesuaian gambar dengan isi berita. Waspadai gambar palsu yang sengaja dibuat untuk mendukung hoax
  4. Kunjungi link yang tertera, cek apakah link sesuai dengan berita, situsnya resmi atau tidak, pemilik akun bisa dipercaya atau tidak.
  5. Aktifkan fitur pelacak hoax seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

F. Cara mengedukasi siswa, keluarga, dan kolega serta pengalaman pribadi tentang hoax

Hoaxdewasa ini telah merambah di segala bidang, mulai dari bidang pendidikan hingga bidang politik. Bahkan hoax semakin bertambah panas manakala mendekati event-event besar seperti pilkada. Tak bisa dipungkiri hoaxyang langsung diterima mentah-mentah tanpa difilter dan dikroscek kebenarannya akan mempengaruhi dan menggiring penerimanya ke arah opini yang negatif. Sebagai seorang guru, saya pernah berhubungan dengan istilah hoaxbaik yang tersebar dari mulut ke mulut, maupun di internet. Berikut  merupakan contoh hoaxyang pernah saya temui dalam kehidupan saya sehari-hari:

  1. Hoax tentang pemilihan ketua OSIS

Pertengahan Oktober lalu, tepatnya tanggal 13 Oktober, sekolah kami mengadakan pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Dari hasil pemilihan oleh siswa didapatkan data bahwa ketua OSIS adalah siswa dengan jurusan selain IPA. Berikut merupakan data nama ketua OSIS dari tahun 2013 hingga tahun 2017:

1. Dhimas jurusan Bahasa.

2. Sulaimi jurusan Agama.

3. Abdul Qadir Jaelani jurusan IPS.

4. Nency Indrawati jurusan IPS.

5. Syarif Hidayatullah jurusan IPS.

Saya pun melakukan wawancara terhadap beberapa siswa yang merupakan 'pentolan' di jurusannya. Dari hasil wawancara, para pentolan tersebut yang merupakan siswa selain jurusan IPA sengaja bergabung dan menyatukan suara untuk memilih ketua OSIS dari selain IPA. Tentu saja bila 3 jurusan sekaligus bergabung pasti akan memenangkan pemilihan. Saya pun menanyakan mengapa mereka seperti itu. Ternyata didapatkan informasi bahwa guru pasti akan memilih ketua OSIS dari anak IPA. Informasi inipun tersebar dari tahun ke tahun. Ternyata informasi tersebut adalah hoax belaka, sebab saya merekap data suara guru untuk pemilihan ketua OSIS kemarin. Hasilnya sebagai berikut:

Donita / jurusan IPA : 8 suara

Tiddad / jurusan IPA : 8 suara

 Syarif / jurusan IPS : 34 suara (hasil akhir tertera di papan)

pemilihan osis man buleleng
pemilihan osis man buleleng

Dari data tersebut dan hasil wawancara dengan beberapa guru menunjukkan bahwa guru bersikap profesional. Guru memilih ketua OSIS bukan berdasarkan jurusan, tapi berdasarkan kemampuan dan kinerja dari calon ketua OSIS tersebut.

Lalu bagaimana cara saya mengedukasi siswa agar tidak termakan hoax? Saya berusaha meluruskan informasi hoax tersebut kepada siswa-siswi, terutama kepada siswa-siswi yang berpengaruh di masing-masing jurusan sehingga hoax tersebut bisa dihentikan penyebarannya. Selain itu, saya pun mengajak siswa-siswi untuk senantiasa membudayakan sikap tabayyun dalam menghadapi informasi baru yang belum jelas kebenarannya. Yang tak kalah penting adalah mengedukasi siswa tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermedia sosial, mengingat bawa hampir seluruh siswa memili media sosial, serta mengajak siswa untuk bijak dalam menggunakan internet.

2. Hoaxtentang registrasi SIM Card

Pemerintah tengah menyuruh masyarakat untuk meregistrasi SIM Card baik bagi pengguna baru kartu perdana maupun lama mulai dati 31 Oktober 2017 hingga 28 Februari 2018.  Tentu himbauan ini bukan tanpa tujuan. Salah satu tujuannya adalah untuk melindungi konsumen. Penetapan ini diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi. Namun belakangan beredar hoax untuk tidak melakukan registrasi.

hoax registrasi kartu
hoax registrasi kartu

Staf ahli Kominfo melalui situs resmi Kominfo memperkirakan 41% orang telah terpengaruh berita tersebut yang merupakan hoaxbelaka. Menurut Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Zudan Arif Fakrullah, Kominfo dan operator bekerja sama untuk menjaga kerahasiaan data KTP dan KK. Berdasarkan hal tersebut maka tidak ada hubungan antara registrasi dengan pilpres 2019, kejahatan keuangan ATM, pembobolan uang pribadi hingga pemalsuan dan penggandaan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Zudan menambahkan bagi anak yang belum punya KTP tetap bisa melakukan registrasi menggunakan NIK yang terdapat dalam KK.

3. Hoax tentang vaksin MR menyebabkan autis

Virus rubella merupakan virus yang mengerikan bila menginfeksi ibu hamil, sebab bayi yang dilahirkan bisa mengalami kecacatan seperti tuli, katarak, hingga keterlambatan perkembangan. Sehingga pemerintah memberikan imunisasi MR tambahan untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun untuk memberantas dan mewujudkan Indonesia bebas rubella. Namun beredar hoaxbahwa vaksin MR menyebabkan autisme. Namun berita tersebut telah dibantah oleh pemerintah.

4. Hoaxtentang aspartam

Beberapa waktu yang lalu heboh beredar pesan tentang bahaya aspartam di grup whatsapp. Berita yang tersebar sebagai berikut:

hoax aspartame
hoax aspartame

Berita di atas ternyata hoax belaka. IDI alias Ikatan Dokter Indonesia beserta BPOM telah membantah kebenaran berita tersebut. Melalui situs resminya, IDI dan BPOM mengeluarkan pernyatan sebagai berikut:

bantahan bpom terkait aspartame
bantahan bpom terkait aspartame


Cara mengedukasi keluarga dan kolega antara lain mengajak untuk mencari kebenaran suatu berita bersama-sama tentunya di saat-saat santai, seperti saat jam istirahat, sehingga tidak terkesan menggurui. Selain itu bisa juga berdiskusi santai mengenai suatu topik yang lagi hangat dengan mencari sumber-sumber yang terpercaya.

G. Membumikan budaya literasi untuk memerangi hoax

Literasi digital secara sederhana bisa diartikan sebagai sikap dan kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi dan informasi serta perangkat digital. Jadi literasi digital tidak hanya terbatas apakah seseorang bisa menggunakan perangkat digital, namun juga sikap memilih dan memilah serta menganalisis secara kritis arus informasi digital yang diterimanya. Mengapa literasi digital penting untuk melawan hoax? Seperti yang telah dijelaskan dalam pengantar, pengguna smartphone tidak se-smart telepon yang dimlikinya. Akibatnya hoax tumbuh bagaikan jamur di musim penghujan. 

Tanpa adanya literasi digital maka pengguna perangkat digital akan mudah terpengaruh hoax. Literasi digital sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran hoax. Sehingga dengan adanya litearsi digital pengguna akan lebih kritis dalam menghadapi hoaxdan tidak mudah terporvokasi, tidak hanya itu pengguna pundapat  bergerak aktif untuk menciptakan konten-konten positif yang bermanfaat yang dapat menandingi konten negatif dari hoax. Maka dengan membumikan literasi digital diharapkan dapat melawan penyebaran hoax.

H. Kesimpulan

Hoax adalah berita bohong yang dibuat seolah-olah benar adanya dan sengaja direncanakan oleh penyebarnya dengan tujuan memprovokasi dan memberikan pemahaman yang salah sehingga bisa menggiring pembacanya ke arah opini negatif. Beberapa ciri hoax antara lain judul menggunakan huruf kapital dan provokatif, tidak mencantumkan sumber, menggunakan foto palsu serta menyudutkan pihak tertentu.  

Hoax memiliki dampak negatif yang mengerikan salah satunya adalah dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu cara memerangi hoax adalah melalui budaya literasi digital. Sehingga dengan adanya literasi digital penyebaran hoax bisa dicegah dan memunculkan konten-konten positif yang bisa menandingi hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun