Mohon tunggu...
Rohmatus Rizky
Rohmatus Rizky Mohon Tunggu... -

Teknologi Hasil Hutan UGM 2009 | @rizkylorojiwo | asylum87.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Trip To Gunung Api Purba Nglanggeran

6 Februari 2014   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin tak ada yang memungkiri bahwa Jogja adalah kota wisata dengan ribuan daya tarik wisatanya. Begitu banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi, yang tentu saja menjadi surga bagi para traveller. Di ujung utara Merapi menjulang dengan gagahnya, di ujung selatan deburan ombak Parangtritis menyejukkan pikiran, di ujung timur Candi Prambanan beserta Ratu Boko membawa kita ke masa ratusan tahun yang lalu, dan diujung barat ada Waduk Sermo di Kulon Progo. Belum lagi dengan wisata sejarah dan budaya lainnya macam Keraton, Benteng Vredeberg, Monumen Jogja Kembali ataupun Monumen Serangan Umum 1 Maret. Tak ayal dengan semua kelebihan tersebut membuat Jogja menjadi salah satu destinasi utama wisata di negeri ini. Beberapa waktu belakangan ada satu alternatif wisata baru yang mulai menarik perhatian, khususnya bagi masyarakat sekitar Jogja. Tentu saja termasuk kami para mahasiswa. Sebuah wisata alternatif, barangkali bisa dibilang wisata alam, wisata budaya, atau bahkan sejarah. Yaitu wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Tempat ini merupakan sebuah gunung yang sudah tidak aktif lagi, menyerupai sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Gunung Api Purba Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Kurang lebih 30 menit perjalanan dari Kota Jogja. Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mendaki gunung tersebut bersama beberapa rekan saya. Dengan perlengkapan standar pendakian pada umumnya maka berangkat lah kami menuju lokasi. Sekitar 45 menit perjalanan dari Jogja sampailah kami di Basecamp Gunung Api Purba Nglanggeran. Setelah mengurus perijinan, sholat, makan, dan repacking perlengkapan maka mulailah kami mendaki ‘gunung mini’ tersebut. Suasananya mirip pendakian gunung seperti yang sesungguhnya. Bedanya, jika di gunung udaranya sangat dingin maka disini udaranya sama sekali gak dingin, bahkan cenderung panas. Perbedaan lainnya adalah banyak saya temui pendaki yang sangat modis, hahaha… Sekitar 10 menit berjalan sampailah kami di Pos 1. Dari sini tampak eloknya gemerlap lampu-lampu daerah sekitaran Patuk. Sayang yang njepret kurang propesional.

Track yang kami lalui sama, yaitu berupa jalan tanah dan bebatuan berkapur yang cukup menanjak. Vegetasinya pun sama yaitu tipikal vegetasi hutan dataran rendah. Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan sampailah kami di camping ground. Disini sudah banyak berdiri camp-camp dari rekan pendaki lainnya. Tak lama setelah mendapatkan space yang sesuai maka kami pun mendirikan camp. Jika biasanya naik gunung setelah mendirikan camp, makan, dan sholat langsung istirahat, maka disini setelah mendirikan camp maka kami bergembira ria. Karena memang sedari awal niat kami berangkat kesini adalah untuk camping ceria. Bersantai dibawah naungan langit malam di gunung purba ini sungguh sangat mantab jaya. Suasana malam dengan sayup-sayup suara nyanyian pendaki lainnya membuat suasana kian syahdu. Pun dengan eloknya gemerlap lampu-lampu di kejauhan. Namun sungguh apes, malam itu hujan turun, padahal hari-hari biasanya cuacanya selalu cerah. Maka kamipun beranjak tidur. Pagi hari sekitar pukul 06.00 kami bersiap untuk muncak. Setelah memastikan kamera ada dalam tas pinggang maka mulailah kami berjalan. Namun tak dinyana, hanya setelah 5 menit berjalan sampailah kami di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Ada sedikit kekecewaan dalam benak saya. Kabut tebal menyelimuti pagi itu. Padahal dari cerita beberapa rekan yang sudah pernah mendaki, serta hasil searching memperlihatkan bahwa panorama dari puncak gunung mini ini sebenarnya sangat indah. Namun karena kabut tebal maka segalanya menjadi tak terlihat. Tapi tidak mengapa, paling tidak dengan merasakan suasana puncak gunung mini ini menghadirkan kepuasan menyegarkan pikiran setelah dilanda penatnya rutinitas perkuliahan. Aku rapopo. Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran.
Bareng nyonya tercinta :)
Walaupun tidak seperti pendakian gunung seperti sesungguhnya, setidaknya pendakian gunung api purba ini sudah memberikan sensasi pendakian. Terlebih bagi rekan-rekan yang ingin mendaki namun terkendala berbagai hal, mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran mungkin menjadi alternatif yang bisa dicoba. Meskipun bukan ‘gunung beneran’, namun sudah memberikan sensasi pendakian seperti yang sebenarnya. Selamat mendaki :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun