KOGNITIF SOSIAL
Albert Bandura adalah seorang psikolog asal kanada yang terkenal dengan teori kognitif sosialnya. Beliau lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di sebuah desa kecil di kanada.Â
Bandura dianggap sebagai salah satu psikolog yang berpengaruh pada abad ke-20. Bandura (1977) mengemukakan bahwa baik tingkah laku, lingkungan dan kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepi dan aksi yang mana hal itu merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking). Hingga pada akhirnya bandura melahirkan teori kognitif sosial yang memberikan sumbangsih besar dalam dunia psikologi.Â
Adapun ormrod  mengemukakan bahwa prinsip yang mendasari teori belajar sosial kognitif (Ormrod, 2000) : siswa belajar dengan memperhatikan orang lain , artinya seorang bisa melakukan berbagai macam cara dengan mengamati perilaku orang lain.Â
Belajar merupakan proses internal, perilaku diarahkan pada suatu tujuan, penguatan dan hukuman memiliki efek-efek tidak langsung pada perilaku dan belajar. Jadi, kognitif sosial dapat didefinisikan sebagai teori yang mengaitkan antara faktor perilaku, lingkungan, dan faktor individu dalam memahami dan membentuk perilaku manusia. Sehingga dalam teori kognitif memiliki 3 komponen, yakni lingkunga, perilaku, dan kognitif. Contoh : seorang anak belajar perilaku agresif dari melihat tingkah laku agresif dari orang tua atau orang disekitarnya.
Pembelajaran observasional merupkan proses pembelajaran dengan melihat dan meniru perilaku orang lain dalam situasi tertentu. Contoh : seorang anak belajar cara bermain piano dengan melihat dan mengikuti panduan dari guru. Teori ini menyatakan bahwa ada empat proses dalam pembelajaran observasional, diantaranya: Â
1. Tahap PerhatianÂ
Sebelum siswa dapat meniru tindakan model, mereka harus memperhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si model. Peran atensi sangat dibutuhkan dalam proses setting observasi social learning. Menurut santrock atensi dipengaruhi oleh beberapa hal, contoh : orang yang hangat, kuat, ramah akan lebih diperhatikan ketimbang orang yang dingin.
2. Tahap Retensi
Tahap ini terjadi karena adanya perhatian terhadap kinerja model dan representasi kinerja dalam memori pembelajaran. Artinya, untuk memproduksi tindakan model, maka seorang harus membuat kode informasi dan menympannya dalam ingatan. Contoh : jika seorang termotivasi untuk belajar sambil mengamati pembongkaran mesin di bengkel, penyelesaian al jabar, mencari cara untuk mencoba cari makanan di kanti, dia harus menyimpan memori, hal-hal yang diamati.