Dua tahun setelah puncak pandemi COVID-19, masyarakat dan pelaku bisnis mulai mengevaluasi dampak jangka panjang yang ditinggalkan oleh krisis global ini terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pandemi telah memaksa banyak perusahaan untuk mengadaptasi strategi bisnis mereka, mengadopsi teknologi baru, dan menyesuaikan model operasional mereka untuk bertahan. Sekarang, saat dunia perlahan-lahan kembali normal, muncul berbagai opini tentang bagaimana perusahaan telah pulih dan apa yang bisa diharapkan di masa depan . Berbgai langkah di lakukan untuk memulihkan dan mengembalikan stabilitas dari berbagai sektor. Adanya upaya tersebut dapat tercermin dari langkah yang di lakukan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun individual meliputi :Â
Pemulihan yang Tangguh dan Adaptasi Teknologi
Banyak masyarakat percaya bahwa perusahaan yang berhasil bertahan dan bahkan berkembang selama pandemi adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Penggunaan teknologi digital dan e-commerce menjadi pilar utama bagi banyak bisnis dalam mempertahankan operasi mereka selama lockdown dan pembatasan sosial. Transformasi digital ini tidak hanya membantu dalam jangka pendek tetapi juga menawarkan jalur pemulihan yang lebih cepat begitu ekonomi mulai pulih .
Menurut survei terbaru oleh McKinsey & Company, mayoritas publik melihat adopsi teknologi sebagai langkah positif yang memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar . Sebagai hasilnya, banyak perusahaan yang melaporkan peningkatan pendapatan dan profitabilitas dua tahun setelah pandemi dibandingkan periode sebelumnya .
Tantangan di Sektor Tradisional
Namun, opini publik juga mencatat bahwa sektor-sektor tradisional, seperti manufaktur, pariwisata, dan ritel fisik, menghadapi tantangan yang lebih besar dalam proses pemulihan mereka. Meskipun beberapa perusahaan telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, banyak yang masih berjuang dengan masalah rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan perubahan perilaku konsumen yang mungkin bersifat permanen .
Menurut laporan dari International Labour Organization (ILO), banyak masyarakat merasa bahwa pemerintah dan lembaga keuangan perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada sektor-sektor ini, baik melalui stimulus ekonomi, insentif pajak, maupun program pelatihan ulang untuk tenaga kerja . Hal ini penting untuk memastikan bahwa pemulihan ekonomi bersifat inklusif dan tidak meninggalkan industri-industri yang lebih tradisional di belakang .
Ekspektasi Terhadap Kinerja Masa Depan
Secara umum, ada harapan yang optimis di kalangan publik mengenai kinerja masa depan perusahaan. Banyak yang percaya bahwa pengalaman dari pandemi telah membuat perusahaan lebih tangguh dan siap menghadapi krisis di masa depan . Inovasi yang dipercepat dan investasi dalam keberlanjutan dan ESG (Environmental, Social, and Governance) juga dianggap sebagai langkah positif yang dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang .
Namun, ada juga kekhawatiran bahwa ketidakpastian ekonomi global, seperti inflasi, konflik geopolitik, dan perubahan iklim, dapat menghambat pemulihan lebih lanjut. Oleh karena itu, masyarakat berharap bahwa perusahaan tetap waspada dan terus berinovasi untuk menjaga kinerja keuangan yang stabil .
Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Stimulus
Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan stimulus ekonomi telah menjadi faktor penting dalam membantu perusahaan pulih dari dampak pandemi COVID-19. Banyak negara menerapkan paket stimulus yang mencakup bantuan langsung, insentif pajak, dan program pelatihan ulang tenaga kerja untuk mendukung sektor bisnis yang terdampak. Menurut laporan dari World Bank, kebijakan stimulus ini telah memberikan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi, khususnya bagi sektor-sektor yang paling terpukul oleh pandemi seperti pariwisata dan ritel fisik (World Bank, 2022).
Peran ESG dalam Menarik Investor
Investasi dalam keberlanjutan dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan pasca pandemi. ESG tidak hanya membantu perusahaan memenuhi tuntutan regulasi yang semakin ketat tetapi juga menarik perhatian investor yang peduli dengan isu-isu lingkungan dan sosial. Menurut Bloomberg, perusahaan yang berinvestasi dalam ESG cenderung mendapatkan performa keuangan yang lebih baik dan menarik lebih banyak investor yang berorientasi pada keberlanjutan (Bloomberg, 2023).
Ketahanan Perusahaan dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi
Ketidakpastian ekonomi global, termasuk inflasi, konflik geopolitik, dan perubahan iklim, tetap menjadi tantangan bagi perusahaan di seluruh dunia. Meskipun demikian, banyak perusahaan telah menunjukkan ketahanan dengan mengadopsi strategi yang lebih fleksibel dan inovatif. Laporan dari Deloitte menyebutkan bahwa perusahaan yang berfokus pada inovasi dan fleksibilitas dalam operasional mereka lebih mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi (Deloitte, 2021).
Perubahan Perilaku Konsumen
Pandemi COVID-19 juga telah mengubah perilaku konsumen secara signifikan. Konsumen sekarang lebih cenderung berbelanja online dan mencari produk yang lebih berkelanjutan. Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini telah melihat peningkatan dalam penjualan dan loyalitas pelanggan. Menurut survei dari PwC, konsumen saat ini lebih memilih merek yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial (PwC, 2022).
Dua tahun setelah pandemi COVID-19, opini publik tentang kinerja keuangan perusahaan menunjukkan pandangan yang beragam namun cenderung optimis. Adopsi teknologi dan transformasi digital dipandang sebagai pendorong utama pemulihan, sementara sektor-sektor tradisional memerlukan dukungan lebih lanjut untuk mengatasi tantangan mereka. Dukungan pemerintah dan kebijakan stimulus telah memberikan dampak positif terhadap sektor-sektor yang terdampak parah, sementara fokus pada ESG telah membantu perusahaan menarik investor dan meningkatkan performa keuangan. Di tengah ketidakpastian global seperti inflasi dan konflik geopolitik, perusahaan yang berfokus pada inovasi dan fleksibilitas menunjukkan ketahanan yang lebih baik. Dengan adaptasi yang terus-menerus dan komitmen terhadap keberlanjutan, masyarakat berharap bahwa perusahaan dapat memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan (Financial Times, 2023; Bloomberg, 2023; Deloitte, 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H