Mohon tunggu...
winter bear
winter bear Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Politik Ibnu Sina

11 Juni 2023   12:52 Diperbarui: 11 Juni 2023   12:58 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan politik Ibnu Sina dilatarbelakangi dengan sistem kerajaan. Dalam sistem tersebut kebijakan negara diatur oleh pembuat hukum. Para penguasa negara pada masa itu lebih mengutamakan kesempurnaan teoritis dari pada kebijaksanaan praktis. Namun, dalam pemikiran politiknya Ibnu Sina menekakan bahwa kebijaksanaan prkatis terkandung dalam moral dan kebajikan sipil yang ditentukan oleh pembuat hukum untuk semua warga negara dengan erat yang berkaitan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Gagasan Ibnu Sina inilah yang mendorong pembuat hukum untuk lebih mengutamakan kebijakan praktis sebagai kebijakan hukum suatu negara. Namun, pada prakteknya kebijakan teoritis akan mengalami perubahan seiring dengan berubahnya zaman/masa, dengan catatan para pembuat hukum/pemerintahan memiliki kemampuan dalam memahami atau membaca situasi masyarakatnya.

Dalam catatan biografi Ibnu Sina disebutkan bahwa Ibnu Sina mengakui dirinya sebagai murit dari Al- Farabi, demikian pula dengan perkataan Al-Farabi bahwa penegak hukum yang sejati yang memiliki karakter kenabian (nubuwwah). Dari pernyataan Al- Farabi tersebut munculah pendapat yang mengatakan bahwa pemikiran politik Ibnu Sina mengarah pada nubuwwah (karakter kenabian).

Dalam al-qur'an nubuwwah digambarkan sebagai suaru anugerah ilahi atau pemberian rabbani kepada siapa saja manusia dari kalangan hamba-hambanya yang Ia kehendaki. Nubuwwah juga bisa diartikan sebagai cara berfikirkhas para nabi agar tidak salah dalam menyambah Allah dan tidak salah dalam menjalani kehidupan. Sehingga Ibnu Sina mengambil karakter kenabian (nubuwwah)  sebagai hal yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin.

Karakter kenabian yang dimaksud yakni seorang pemimpin haruslah memiliki karakter seperti orang yang berilmu, cerdas, dan paham tentang agama.  karenanya pemimpin adalah ikon bagi masyarakatnya untuk menciptakan masyarakat yang terpelajar dan beradab.

Pentingnya gejala karakter kenabian bagi seorang pemimpin adalah hal yang dibangun oleh Ibnu Sina dalam 3 karakter kenabian yang khas yakni:

  • Intelek yang aktif. Dalam dimensi intelektual nabi  menciptakan nilai moral baru dan mempengaruhi sejarah. Dalam hal ini nabi juga memiliki wawasan yang menciptakan keyakinan diri dan kecakapan dalam pengetahuannya sehingga mampu membuat orang percaya dan mampu pula menyelesaikan misinya ke seluruh dunia. Intelekual yang aktif inilah yang dimaksud Ibnu Sina agar tertanam dalam diri pemimpim, tentunya agar bisa mencipaka tujuan negara dan masyarakat dibawahnya.
  • Imajinasi yang masuk akal. Seorang nabi harus memiliki imajinasi yang kuat dan hidup, demikian pula dengan kekuatan fisiknya, sehingga mampu memengaruhi bukan hanya pikiran tetapi juga segala materi pada umumnya. Menurut Ibnu Sina fungsi dari imajinasi kenabian berupa suatu hal yang melambangkan dan menghidupkan pemikiran, keinginan, dan keterbatasan psikologi. Pelambangan dan pemberian sugesti ini berlaku pada jiwa dan akal nabi, sehingga menimbulkan imajinasi yang kuat danhidup, dan membuatnya benar-benar melihat apa yang ia rasakan atau pikirkan. Maka karakter pemimpin yang dapat diambil dalam karakter kenabian ini yakni sifat pemimpin yang harus memiliki imajinasi yang kuat dan tingi walau tidak bisa melampaui kualitas imajinasi nabi, namun kekuatan imajinasi ini dapat memengaruhi masyarakat untuk taat dan tertib terhadap hal-hal yang sudah disepakati atau diperintahkan oleh pemimpin. 
  • Keajaiban. Keajaiban yang dimaksud adalah prediksi peristiwa masa depan tentang hal tertentu. Pemimpin harus bisa memprediksi tentang hal apa yang akan terjadi di masa depan. Tentunya prediksi ini dilandasi oleh hal yang terjadi saat ini. Untuk itu, pemimpin harus selalu memperbaiki peristiwa yang terjadi untuk mencapai suatu peristiwa masa depan yang memunculkan kebahagaiaan dalam masyarakat. maksud memperbaiki yaitu mampu membuat kehidupan dalam masyarakat dan negara selalu baik sehingga memunculkan masa depan yang baik pula.

Pemikiran politik Ibnu Sina yang lain bahwa politik adalah akhlak. Akhlak sebagai pembatas hasrat manusia untuk memilah tindakan yang sesuai dengan norma agama. Jika akhlak ditekankan pada setiap individu dalam kehidupan bersosial, tentunya akan terjalin hubungan yang baik antar sesama individu. Sehingga dapat menjangkau komunikasi yang baik antara masyarakat umum dan pemilik kekuasaan/pemerintahan. Namun, seringkali kita temui praktik-praktik politik yang terjadi di pemerintahan menyimpang dari ajaran islam sehingga terlihat bahwa politik diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kuasa dan materi yang banyak.

Selain akhlak, ibnu sina juga mendefinisikan bahwa politik adalah bersosial, ia membutuhkan masyarakat, dan struktur hierarkis masyarakat. Menurutnya manusia tidak dapat  menempuh kehidupan dengan benar bila ia terasing sebagai individu sendirian. Maka manusia perlu bersosialisasi dalam menjalankan kehiduan bermasyarakat. Ibnu sina juga sependapat dengan pemikiran plato tentang adanya hierarkis masyarakat. Masyarakat dapat dibagi menjadi penguasa, seniman, dan pelayan, para angggota yang saling bergantung satu sama lain. Dengan adanya hierarkis masyarakat diharapkan kehidupan bermasyarakat menjadilebih teratur dan tentunya harus ada rasa keadilan dan relasi sosial antara manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun