Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia yang telah dipilih ini kemudian dibakukan lagi dengan nahwu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Keputusan Kongres Bahasa Indonesia ll tahun 1954 di Medan, antara lain menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai bahasa Perhubungan (lingau franca) bukan hanya di KepulauanÂ
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928) ( Yunus, 2021).
Peristiwa-peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia diantaranya :
Pada tahun 1901, disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijisen dan dibuat dalam Kitab Logat Melayu.
Pada tahun 1908, pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang Kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
Pada 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itu para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang Kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.