Mohon tunggu...
Rohman Soleh
Rohman Soleh Mohon Tunggu... -

Rohman Soleh itu orang biasa lahir di kota Banyuwangi, Jawa Timur. Sekarang tinggal di Kabupaten Sorong Papua Barat lebih pasnya di Kota Baru Aimas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013

3 Oktober 2013   14:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:03 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalam merupakan ujung tombak dari sebuah negara. Pada suatu negara di seluruh dunia pasti menomorsatukan pendidikan dalam upaya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang dapat melakukan pembaharuan dan memajukan negara tersebut. Sama halnya yang telah dilakukan oleh pemerintah kita di Indonesia ini.

Pemerintah Negeri ini juga sedang mengupayakan cara-cara baru untuk mendidik generasi bangsa dengan berbagai cara, baik secara fisik maupun mental (moral), termasuk di dalamnya mengubah kurikulum. Perubahan kurikulum sebenarnya sah-sah saja, namun pemerintah juga harus mempertimbangkan dampak yang terjadi dari pembuatan kurikulum baru. Seperti halnya yang dialami saat ini para guru atau pendidik merasa bingung dengan pemerintah seiring dengan kabinet baru pasti kurikulum selalu berubah.

Para Pendidik merasa menjadi korban dari program pemerintah, mengapa demikian ?


  1. Para Pendidik di seluruh Indonesia belum semua menguasai bahkan menerapkan 100 % yang terkadang masih ada yang bingung sudah diluncurkan kurikulum baru.
  2. Kurangnya sosialisasi terutama di daerah yang tidak terjangkau dengan media informasi seperti di daerah pelosok.
  3. Daerah timur yang sangat minim terhadap pengetahuan kecanggihan teknologi hendaknya diadakan prioritas khusus.


Selain 3 hal diatas, harusnya ketika kurikulum hendak di luncurkan, pemerintah jauh-jauh hari sudah memberikan sosialisasi ke seluruh Indonesia dengan membentuk tim khusus yang benar-benar berkompeten dalam hal terkait. tidak seperti yang dikatakan oleh narasumber Bapak S0dikun,pada kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) MI dini hari tanggal 01 Oktober 2013 bertempat di MI Al-Mubarokah. Beliau menyampaikan bahwa ketika mengikuti pelatihan di Bandung para nara sumbernya menyampaikan bahwasannya mereka belum tahu persis tentang keadaan kurikulum yang sebenarnya.

Dalam kegiatan tersebut juga banyak para peserta KKG menyampaikan memang kurikulum 2013 ada yang dikurangi beban sebagai guru tapi sebenarnya malah bertambah bebannya. Mereka banyak menganggap kalau kita benar-benar profesional dalam menjalan tugas sebagai guru yang menggunakan kurikulum 2013 kita harus punya pembantu bagi yang suami istri menjadi Guru, karena biarpun kita berada dirumah masih banyak tugas yang harus dikerjakan yang tidak bisa kita kerjakan di sekolah.

Rapat tadi juga disampaikan oleh para peserta bahwa sebenarnya UN (Ujian Nasional) tidak harus menjadi tolak ukur kelulusan peserta didik, karena pelajaran yang dujikan dalam UN tersebut, sementara tidak sedikit siswa yang pandai diluar pelajaran tersebut, hanya karena 3-4 pelajaran siswa dianggap gagal dalam belajar. Sebenarnya anggota dewan juga sudah menolak dengan adanya UN namun beberapa waktu lalu pemerintak menyatakan ketok palu 2014 tetap melaksanakan UN.

MAU DIBAWA KEMANA NEGERI INI ?

MARI KITA TANYAKAN PADA RUMPUT YANG BERGOYANG.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun