Mohon tunggu...
Rochmani Setyaningrum
Rochmani Setyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

----

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Hubungan yang Baik antara Orangtua dan Anak

12 Mei 2023   10:02 Diperbarui: 12 Mei 2023   10:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya :

Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.

Ayat ini menjelaskan bahwa  Allah SWT menyatakan bahwa Dia lebih tahu tentang kita daripada kita, siapa pun yang tidak senang dengan kedua orang tuannya dan marah dengan keduanya, maka Allah Maha Mengetahui. Dan barang siapa memelihara cinta, hormat dan ridha kepada keduanya, Allah Maha Mengetahui dan akan membalasnya. Orang baik dibalas dengan kebaikan sedangkan orang jahat dibalas dengan keburukan. Firman-Nya adalah, "Jika kamu orang baik, dia memang akan mengampuni orang yang bertobat." Karena kelemahan manusia, seseorang terkadang memiliki keinginan buruk untuk orang tuanya atau dihadapkan dengan kata-kata atau perbuatan buruk, meskipun dia saleh yaitu orang yang memenuhi hak-hak Allah Ta'ala, hak-hak kedua orang tuanya dan hak-hak manusia. Itulah sebabnya Tuhan memberitahu bahwa jika dia bertobat, meminta pengampunan dan menyesali perbuatannya, Dia akan memaafkannya.

Allah telah menjelaskan tentang orang tua dan perintah berbakti kepada keduanya. Ayat selanjutnya Allah melanjutkan dengan perintah membantu keluarga dekat, orang-orang miskin, dan sesama manusia. Seperti itulah Allah mengajarkan agar kebaikan itu meluas dari keluarga kecil menjadi masyarakat sekitar. Dan jangan juga kita melakukan pemborosan terhadap harta yang kita miliki. Pakailah seperlunya demi mebantu keluarga dan sesama manusia serta memberikan manfaat bagi diri kita dan sekitar kita. Seperti dalam surat al-isra ayat 26-27:

26   27

Artinya :

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (26) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (27)

Menjelaskan bahwa seorang muslim memiliki kewajiban memberikan nafkah kepada keluarga dekatnya. Juga membantu sesama, terutama orang-orang miskin dan mereka yang sedang kesusahan. Termasuk ibnu sabil, orang yang sedang dalam perjalanan. Untuk keluarga dekat, kewajiban itu berupa nafkah. Yakni nafkah berdasarkan kekerabatan. Sedangkan untuk orang lain, kewajiban itu berupa zakat. Ada pun yang sunnah, semuanya bisa berupa infak atau sedekah. Jika kita punya rezeki gubakanlah dengan manfaat, Sesungguhnya orang yang melakukan pemborosan adalah saudara setan. Mereka menuruti apa yang diperintahkan setan berupa perilaku boros dan menghambur-hamburkan harta. Meskipun setan sangat durhaka kepada tuannya, dia tidak melakukan apa-apa selain tindakan maksiat, juga tidak memberi perintah, kecuali dengan perintah yang membangkitkan kemarahan tuannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kajian ayat al isra ayat 23-27 diats menjelaskan mengenai kewajiban kita sebagai seorang anak untuk selalau berbakti kepada orang tua dan senantiasa mendoakannya dimanapun dan kapanpun kita berada. Sesalah-salahnya orang tua, kita tetap harus menghormatinya, sebagaimana Allah jelaskan bahwa ridhanya orang tua merupakan ridhanya orang tua. Allah lebih mengetahui sesuatu yang ada di dalam hati kita, ketika kita sanagat menyayangi orang tua dan kita tidak menyukainya. Maka dari itu, terimalah orang tua dengan lapang dada, kelak mereka akan bersikap seperti kita saat kita masih kecil. Rawatlah mereka sebagaimana mereka merawat kita sewaktu kecil. ketika kita beranjak dewasa janganlah sekali kalinya kita melupakan orang tua karena kesuksesan kita, tanpa mereka kesuksesan itu tidak akan datang. Jika kita memiliki sedikit rezeki berbagilah kepada sesama terutam terdap keluarga terdekat kita dahulu dilanjutkan dengan orag-orang yang membutuhkan. Gunakanlah harta itu dengan manfaat karena manfaat itu sendiri akan kembali kepada diri kita. Jangan boros menggunakan harta kaena itu termasuk perilaku yang tidak disukai oleh Allah.

Dosen pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, Lc. M.A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun